Dingin Pagi di Air Terjun Sinambo Bonebol yang Sarat Aura Mistis

Siapa pun yang inign berkunjung ke air terjun Sinambo harus membawa 4 buah jeruk serta bawang merah dan bawang putih.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 23 Agu 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2020, 06:00 WIB
Air Terjun Sinambo
Di pelosok Kabupaten Bone Bolango, tepatnya di kawasan hutan konservasi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Desa Ulanta, Kecamatan Suwawa, terdapat air terjun eksotis bernama Air Terjun Sinambo. (Liputan6.com/ Arfandi)

Liputan6.com, Bone Bolango - Di pelosok Kabupaten Bone Bolango, tepatnya di kawasan hutan konservasi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Desa Ulanta, Kecamatan Suwawa, terdapat air terjun eksotis yang masihh sangat alami. Warga sekitar menyebutnya air terjun Sinambo. 

Bukan perkara mudah untuk sampai ke air terjun yang oleh masyarakat sekitar kerap dihubungkan dengan berbagai cerita mistis itu. Pengunjung harus melewati hutan belantara dengan trek yang terjal dan licin. Sesekali di tengah perjalanan, kerap ditemukan satwa-satwa liar, seperti monyet, ular, tupai, babi hutan, atau bahkan bunglon.

Namun saat sampai di lokasi, suguhan udara yang sejuk dan kicauan burung endemik Sulawesi seakan menyambut.

"Air terjun sangat dingin seperti air es dari dalam kulkas, banyak pengalaman menarik kita bisa dapat di sini," kata Canwar Abdullah, salah seorang pengunjung.

"Bahkan bertemu dengan satwa liar langsung di hutan baru kali ini kami rasakan," katanya menambahkan.

Djakaria Saua, seorang tokoh masyarakat di kawasan Suwawa mengatakan, ada sejumlah syarat yang harus dilakukan tiap orang yang ingin berkunjung ke air terjun Sinambo. 

Selain harus datang secara berkelompok, pengunjung juga harus membawa 4 buah jeruh, bawang merah dan bawang putih. Semuanya dibawa hingga di tengah perjalanan lalu jeruk dan bawang yang dibawa dibelah menjadi dua bagian, dan dibuang ke sekitar lokasi perjalanan.

"Bawang merah dan jeruk itu adalah simbol penghormatan kepada penghuni hutan itu," kata Djakaria.

Tidak hanya itu, kata Djakaria, saat memasuki kawasan hutan, kelompok pengunjung harus menyebutkan nama-nama penghuni hutan itu satu per satu. Agar selama perjalan kita tidak diganggu oleh makhluk halus penghuni hutan.

"Pengunjung wajib menyebutkan itu, sebagai bentuk izin masuk ke wilayah mereka," tuturnya.

"Kalau hal ini kita tidak lakukan, maka ada-ada saja yang terjadi, seperti diserang binatang buas dan hal mistis lainya. Dan ini sudah merupakan pengalaman kami," tambahnya.

Pantangan lain, selama berada di lokasi air terjun, pengunjung tidak boleh mengeluarkan kata-kata kasar.

"Selama syarat ini kita patuhi maka pengunjung bisa aman meski berhari-hari di sana," katanya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya