Liputan6.com, Bandung - Pihak kampus Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung akhirnya menanggapi video berkonten bullying atau perundungan yang ramai beredar di media sosial. Sebelumnya, mahasiswa Unpar disebut-sebut terlibat sebagai pelaku pada aksi bullying yang tampak sengaja direkam tersebut.
Kepala Kehumasan dan Protokoler Unpar, Magenta Paramita membenarkan, ada mahasiswa Unpar dalam video itu. Namun, Magenta menegaskan, aksi tersebut sama sekali tak ada kaitannya dengan acara kampus atau ospek.
Selama masa pandemi Covid-19, kata Megenta, kegiatan belajar mengajar serta kegiatan lain yang melibatkan mahasiswa di Unpar digelar secara daring.
Advertisement
Baca Juga
"Kegiatan lnisiasi dan Adaptasi (SIAP) tahun 2020 (kegiatan penerimaan mahasiswa baru) juga telah dilaksanakan secara daring sehingga kami dapat memastikan bahwa kegiatan yang diduga memuat tindakan kekerasan (bullying-red) tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan kegiatan universitas di lingkungan Unpar," ungkap Magenta saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (11/11/2020).
Kemarin, Senin (10/11/2020), pihak kampus telah memanggil sejumlah pihak yang dikatakan terlibat. Magenta tak menyebut jumlah pasti terkait mahasiswa Unpar yang terlibat. Ia hanya menyampaikan bahwa pihak kampus telah menggali keterangan dari mereka.
Berdasarkan informasi yang didapat pihak Unpar, diketahui bahwa insiden dalam video terjadi pada 31 Oktober 2020 lalu di luar wilayah kampus Unpar dan tidak berkaitan dengan kegiatan mahasiswa. Tindakan kekerasan berupa bullying itu diduga dipicu oleh masalah pribadi yang kemudian direkam dan disebarluaskan di media sosial.
"Meskipun masalah yang terjadi sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan diklarifikasi secara publik oleh para pihak yang terlibat, namun pihak Universitas tetap akan memberikan tindakan disiplin tegas kepada pihak-pihak yang terkait," lanjut Magenta.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Sanksi untuk Mahasiswa Unpar yang Terlibat Bullying
Saat disinggung terkait bentuk tindakan disiplin yang dimaksud, Magenta hanya menjawab bahwa itu akan dilakukan sesuai aturan internal yang berlaku di Unpar.
"Tindakan disiplin akan diselesaikan secara internal sesuai peraturan yang berlaku di kami," katanya.
Atas kejadian tersebut, kata Magenta, pihak kampus sangat menyayangkan, terlebih karena nama Unpar telah dikait-kaitkan. Sebagai institusi pendidikan, pihak kampus dikatakan menolak segala bentuk kekerasan baik kekerasan fisik, kekerasan verbal maupun kekerasan visual.
"Sehubungan dengan beredarnya video yang mengandung konten kekerasan di media sosial yang melibatkan mahasiswa (Unpar) beberapa hari terakhir, kami sangat menyayangkan nama Unpar dikaitkan dan disebut di dalam tindakan kekerasan yang kemudian menjadi viral di media sosial.
"Kami sebagai institusi pendidikan, menolak segala bentuk kekerasan baikkekerasan fisih kekerasan verbal, maupun kekerasan visual. Demikian tanggapan kami," tutup Magenta.
Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan aksi bullying atau perundungan beredar. Dari video yang diterima Liputan6.com, Senin (9/11/2020) malam, terdapat keterangan tertulis yang menyatakan bahwa salah seorang pelaku aksi bullying adalah mahasiswa baru Unpar.
Berdasarkan video, aksi tersebut dilakukan oleh lelaki dan perempuan berjumlah sekitar 10 orang. Mereka berada di sebuah lokasi terbuka atau ruang publik. Terdengar lontaran cacian. Bahkan, beberapa orang terlihat memukul dan menjambak seorang lelaki berbaju hitam yang diam, tak melawan.
Dalam video lain, lelaki berbaju hitam itupun seperti dipaksa berduel dengan seseorang yang berbadan lebih besar darinya. Saat berduel, lelaki berbaju hitam itu tampak pasrah ditindih dan dipukul.
Advertisement