Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking Kolam Retensi Andir dan lima polder di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Kamis (10/12/2020).
Adapun kolam retensi akan dibangun di lahan seluas 4,85 hektare, luas daerah tangkapan air 148,78 hektare, luas genangan 2,75 hektare, serta volume tampungan hingga 137,500 meter kubik. Dalam proyek pembangunan ini, dibangun juga lima polder.
Menurut Emil, sapaan Ridwan Kamil, pembangunan kolam retensi dan polder merupakan komitmennya bersama pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR untuk mengatasi banjir, khususnya di Kabupaten Bandung. Kolam Retensi Andir dan lima polder dengan anggaran sekitar Rp141 miliar dan ditargetkan selesai pada Desember 2021.
Advertisement
"Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengucapkan terima kasih atas komitmen pemerintah pusat, yaitu hadirnya danau retensi atau kolam retensi kedua setelah Cieunteung. Mudah-mudahan Oktober 2021 selesai (lebih cepat), sehingga kalau ada potensi banjir di akhir tahun depan itu bisa dikurangi,” katanya.
Baca Juga
Emil menjelaskan, air yang ditampung di kolam retensi ini nantinya bisa dipompa ke Sungai Citarum dan diolah di Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur untuk berbagai keperluan, dari sumber air bersih hingga pembangkit listrik.
Ia juga berharap agar keberadaan kolam retensi bisa memberikan manfaat secara ekonomi, termasuk menghadirkan area rekreasi atau pariwisata bagi warga.
"Saya inginnya setiap kolam retensi itu juga ada peluang pariwisatanya. Jangan hanya tempat air, tapi kalau bisa ada sebuah gagasan agar orang bisa berekreasi di situ. Jadi kita akomodir bisa (manfaat) secara ekologis berhasil, sekaligus juga ekonominya," ujarnya.
Selain itu, Emil berujar, upaya lain yang sudah dilakukan dalam mengurangi potensi banjir di Kabupaten Bandung adalah pembangunan Sodetan Cisangkuy dan telah beroperasinya Terowongan Nanjung sepanjang 230 meter pada akhir 2019.
Sodetan Cisangkuy sendiri mampu mengalirkan air kurang lebih 220 meter kubik per detik dan saat ini proses pembangunan memasuki tahap akhir. Pada prinsipnya, sodetan ini telah mampu berfungsi untuk membantu mengendalikan aliran sungai, sehingga tidak menimbulkan banjir di kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot.
Meskipun masih terjadi banjir di kawasan tersebut, sodetan ini akan mengurangi secara signifikan baik dari sisi genangan air maupun dari sisi waktu genangannya.
"Mudah-mudahan dari tahun ke tahun kita bisa mengurangi (banjir), termasuk secara ilmiah Terowongan Nanjung itu mengurangi dari 100 persen rutinitas banjir tinggal 25 persen. Jadi, memang tidak bisa menghentikan 100 persen tapi volume pengurangannya sudah sangat-sangat signifikan dan tidak berhari-hari seperti dulu," katanya.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.