BMKG Ingatkan Warga Tetap Waspada Potensi Gempa Akibat Sesar Lembang

BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa di patahan atau sesar Lembang.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 26 Jan 2021, 09:05 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2021, 09:00 WIB
Menyapa Hari dari Lembang
Kawasan sesar Lembang. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap potensi gempa di patahan atau sesar Lembang. Sesar yang memanjang di Bandung bagian utara itu, meski tak terpantau aktivitas berarti tetap berpotensi mengehasilkan gempa dengan skala kecil hingga besar.

Dalam catatan BMKG, gempa bumi di sekitar Sesar Lembang ini tercatat bergerak pada periode pada 2010 hingga 2012 lalu.

"Dari 2010-2012 ada aktivitas kegempaan di sekitar Sesar Lembang sebanyak 14 kali gempa bumi walaupun kekuatannya kecil dari magnitude 1,2 sampai sekitar 3," ucap Rasmid saat dihubungi Senin (25/1/2021).

Gempa terbesar dalam 10 tahun terakhir dirasakan warga Desa Jambu­­dipa di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, pada 28 Agustus 2011. Gempa magnitudo 3,3 itu menimbulkan kerusakan pada ratusan rumah warga.

"Kondisi Sesar Lembang dari 2017 sampai pertengahan Januari 2021, belum ada aktivitas kegempaan berdasarkan peralatan seismograf yang kami pasang di sekitar Sesar Lembang," ujar Rasmid.

Adapun gempa besar terakhir dari Sesar Lembang berdasarkan catatan BMKG terjadi pada 1.600 dengan kekuatan hampir 6,9 M. Dalam risetnya, BMKG menyebut periode perulangan gempa Sesar Lembang adalah per 500 tahun. Artinya, kemungkinan pelepasan energinya kurang lebih pada 2100.

"Sejak kami membangun seismograf khususnya di Jawa Barat, gempa yang dirasa cukup besar itu terakhir yang 2011 itu. Sebelumnya kan Indonesia belum ada seismograf yang permanen seperti sekarang jadi aktivitas Sesar Lembang itu mungkin ada tapi sangat kecil sehingga tidak terekam oleh seismograf kami yang cukup jauh," kata Rasmid.

Sesar Lembang merupakan sesar aktif sepanjang 25-29 kilometer. Melintang dari Padalarang di barat, melintasi Lembang, hingga Gunung Manglayang di timur. Sesar ini terbagi menjadi 3 segmen. Gempa bumi besar diperkirakan akan terjadi bila semua segmen bergerak bersamaan.

"Dari 2017 sampai sekarang itu berdasarkan pemantauan seismograf tidak ada aktivitas gempa bumi yang dikeluarkan Sesar Lembang. Mungkin fasenya lagi menyimpan energi. Menyimpan energi itu setiap saat setiap ada stres yang bekerja di batuan itu sampai suatu saat energinya dirilis dalam bentuk gempa bumi," papar Rasmid.

Rasmid mengatakan, BMKG telah memasang sebanyak 31 sensor gempa di wilayah Jawa Barat.

"Ke-31 seismograf itu untuk memantau beberapa sesar yang ada di darat seperti Sesar Cimandiri di Pelabuhan Ratu Sukabumi, Sesar Cipamingkis di perbatasan Sukabumi-Cianjur, Sesar Citarik, dan Sesar Garsela di Garut Selatan," katanya.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya