Tanggap Darurat Sampah di Padang Akibat Kurangnya Kontainer Angkut

Terbatasnya anggaran serta masih dalam pandemi Covid-19, maka tahun ini pengadaan untuk kontainer sampah tidak ada.

oleh Novia Harlina diperbarui 16 Feb 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 18:00 WIB
Komunias SweetTrash ID Ajak Warga Ubah Sampah Menjadi Berkah
Ilustrasi sampah (pixabay.com)

Liputan6.com, Padang - Dalam satu hari, produksi sampah di Kota Padang, Sumatera Barat mencapai 500 hingga 600 ton. Akibatnya, daerah ini kekurangan kontainer sampah terutama di lokasi padat penduduk.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, mencatat setidaknya dibutuhkan 59 kontainer sampah lagi untuk menampung sampah di Kota Bengkuang ini.

"Kami berharap berharap ada bantuan dari pelaku usaha, BUMN dan para pengusaha untuk memberikan bantuan kontainer," kata Kepala DLH Kota Padang, Mairizon Senin (15/2/2021).

Terbatasnya anggaran serta masih dalam pandemi Covid-19, maka tahun ini pengadaan untuk kontainer sampah tidak ada.

Seharusnya, ujar dia, setiap 30 hingga 50 KK dibutuhkan dua kontainer sampah.

Namun, nyatanya hanya ada satu kontainer sampah yang tersedia dengan jumlah penduduk tersebut. Hal itu juga menyebabkan masih banyaknya sampah yang berserakan di kontainer yang tersedia.

"Salah satu contohnya di kawasan Tunggul Hitam. Di sana seharusnya sudah harus 2 kontainer sampah. Namun hanya tersedia satu, sehingga sampah banyak berserakan di sekitar kontainer," ujarnya.

Kemudian, kekurangan kontainer itu tidak saja di titik yang sudah ada, kata Mairizon, tapi juga di titik yang harus ditambah.

"Alasan masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya, karena lokasi kontainer yang jauh, sehingga perlu ditambah," ucapnya.

Keberadaan kontainer sampah sangat penting dalam mewujudkan kebersihan di Kota Padang. Sebab, kalau tidak, maka masyarakat akan membuang sampah sembarangan. Untuk itu, dibutuhkan sekitar Rp2 miliar untuk menyiapkan 59 kontainer.

"Untuk harga satu kontainer sampah berkisar Rp30 hingga Rp35 juta," ia menambahkan.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya