Manggarai Timur Hanya Punya 1 Dokter Spesialis Itu Juga Belum Aktif, Kok Bisa?

Kebutuhan tenaga kesehatan seperti Dokter Spesialis menjadi salah satu masalah utama pelayanan kesehatan di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) , Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah belum adanya dokter spesialis.

oleh Dionisius Wilibardus diperbarui 19 Mar 2021, 23:30 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2021, 23:30 WIB
Jumpa pers pembahasan, kebutuhan tenaga kesehatan dokter spesialis untuk warga Matim. (Liputan6.com/ Dionisius Wilibardus)
Jumpa pers pembahasan, kebutuhan tenaga kesehatan dokter spesialis untuk warga Matim. (Liputan6.com/ Dionisius Wilibardus)

Liputan6.com, Sikka - Salah satu masalah utama pelayanan kesehatan di Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah kurangnya dokter spesialis. Untuk mengatasi itu, pemda setempat sudah mengirimkan tiga dokter untuk mengambil studi spesialis.

Sekda Maanggarai Timur melalui Kepala Bagian Protokol Komuniskasi Pimpinan (Kabag Prokopim), Jefrin Haryanto menjelaskan, saat ini Manggarai Timur baru mempunyai satu dokter spesialis bedah, tapi belum aktif karena belum ada ahli anastesi.

Dokter spesialis adalah salah satu syarat untuk bisa kerja sama dengan BPJS kesehatan. "Untuk mendapatkan dokter spesialis kita kerja sama dengan Bali, tapi belum bisa datang karena Covid-19. Kita juga sedang mengusahakan dari kemenkes masih tahap menunggu persetujuan. Biasanya mereka hanya kerja 6 bulan sampai 1 tahun lalu pulang diganti yang lain," jelas Jefrin saat jumpa Pers, di Borong, Senin (15/3/2021) siang.

Ia mengatakan, pemerintah perlu menyiapkan rumah untuk dokter spesilis ini termasuk kendaraan roda empat. Rumah dokter yang sudah dibangun itu ada dua.

Sekda Matim, lanjut dia, sudah meminta ke Dinkes dan rumah sakit agar membangun dua lagi rumah bagi dokter spesialis.

Rumah-rumah itu harus dalam posisi siap pakai ketika dokter tersebut datang. Karena ini kerja sama tahun pertama, maka pemerintah harus menyiapkan segala sesuatu dengan baik dan matang.

"Kalau dokter tersebut mendapat pelayanan baik, dia akan cerita ke dokter lain, sehingga yang lain tertarik untuk datang. Tapi kalau tidak baik, dia juga akan cerita, sehingga bisa saja tidak ada dokter spesialis yang mau datang ke tempat kita," kata Jefrin.

"Apalagi banyak daerah lain yang membutuhkan mereka dengan insentif besar. Langkah ini kita buat sambil menunggu dokter kita ada yang tamat spesialis," tambahnya

 

Simak Juga Video Pilihan Berikut:

Berburu Dokter Spesialis

Sementara Sekretaris Dinkes Matim, Petrus Subin mengungkapkan, saat ini ada dua orang dokter PNS yang sedang mengambil spesialis. Satunya spesialis kandungan dan target selesai studi tahun 2022. Satunya lagi spesialis THT dan target selesai studi 2023.

Saat ini juga sedang dalam proses mengirimkan seorang dokter non-PNS untuk mengambil spesialis penyakit dalam. Hanya untuk yang satu ini, memang butuh perlakuan dan persiapan kelengkapan administrasi yang berbeda, karena beliau non-PNS, sedang dirumuskan formulanya.

"Jadi kita sudah mengirim dua orang ini untuk studi spesialis ditambah satu lagi yang kita harapkan bisa dikirim tahun ini. Harapannya mereka cepat selesai, sehingga pelayanan kesehatan masyarakat Manggarai Timur bisa maksimal," ungkap.

Ia menjelaskan, selama ini Pemda sudah mengambil beberapa langkah bisa mendatangkan dokter spesialis yakni bekerja sama Udayana Denpasar. Namun, karena pandemi Covid-19 pihak Udayana belum bisa mengirim dokter spesialisnya ke Manggarai Timur.

Pemerintah juga sudah mengirimkan surat dan melengkapi semua persyaratan dari Kemenkes agar dapat memperoleh jatah dokter spesialis.

"Setelah melengkapi syarat administrasi, saat ini Matim sedang menunggu visitasi dari tim Kemenkes untuk menilai layak atau tidaknya kita mendapatkan bantuan dokter spesialis. Harapannya, semester 2 tahun 2021 ini, Matim akan mendapatkan tambahan dokter spesialis," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya