Bangkitkan Ekonomi Keluarga dengan Budi Daya Ikan Kolam Bioflok di Masa Pandemi

Teknologi bioflok dapat dilakukan dengan membuat kolam terpal yang dilengkapi aerator atau blower dan menambahkan probiotik ke dalamnya

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Apr 2021, 08:31 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2021, 08:31 WIB
Budidaya ikan dengan sistem bioflok dan memanfaatkan pakan organik berupa maggot. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Budidaya ikan dengan sistem bioflok dan memanfaatkan pakan organik berupa maggot. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Purwokerto - Pengamat ekonomi perikanan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Teuku Junaidi mengatakan usaha budi daya ikan sangat potensial untuk dikembangkan pada saat kondisi pandemi seperti sekarang ini.

"Pengembangan budi daya ikan sangat potensial dalam upaya menciptakan usaha mandiri pada masa pandemi," kata Teuku Junaidi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.

 

Dia mengatakan usaha budi daya perikanan skala rumah tangga dapat mendorong meningkatkan perekonomian lokal.

"Pengembangan usaha budi daya dalam skala rumah tangga dapat dilakukan hanya dengan memanfaatkan halaman rumah dan lahan sempit, sehingga bisa memberi harapan terwujudnya kemandirian usaha bagi seluruh masyarakat," katanya, dikutip Antara.

Usaha ini, kata dia, dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing pelaku usaha yang disesuaikan dengan luas lahan yang dapat digunakan.

"Misalkan menggunakan kolam terpal di halaman rumah untuk budi daya ikan menggunakan teknologi bioflok. Teknologi Bioflok bukan hal yang baru di dunia perikanan, khususnya budidaya ikan air tawar. Pemerhati perikanan melihat usaha bioflok dapat dijadikan prioritas untuk ditularkan pada masyarakat," katanya.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Ikan yang Cocok untuk Kolam Bioflok

Petani Ikan Nila Biflok Kembali Tingkatkan Produksi
Petani memberi pakan pada ikan nila yang dibudidayakan dengan sistem bioflok di Rumah Al-Balat, Bojongsari, Depok, Kamis (18/2/2021). Dua bulan terakhir petani ikan nila bioflok kembali menikatkan produksinya sebedar 1,2 ton/ bulan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Dia mengatakan teknologi bioflok dapat dilakukan dengan membuat kolam terpal yang dilengkapi aerator atau blower dan menambahkan probiotik ke dalamnya.

"Teknologi dengan bantuan bakteri akan menguraikan limbah pakan menjadi protein sel tunggal. Protein sel tunggal dalam gumpalan atau flok itulah yang menjadi pakan ikan," katanya.

Teknologi ini, kata dia, bersahabat dengan lingkungan, karena tidak mengeluarkan bau dan tidak membutuhkan pergantian air yang rutin. "Budi daya bioflok yang benar akan mampu memberi solusi bagi perekonomian sebagian masyarakat yang terdampak pandemi," katanya.

Kendati demikian, kata dia, tidak semua jenis ikan dapat dibudidayakan pada skala rumah tangga karena harus dipilih jenis ikan yang mampu hidup pada air yang tenang dan mampu beradaptasi secara cepat dengan lingkungan.

"Jenis lele dan nila telah cukup familiar bagi pelaku usaha bioflok. Pemilihan jenis ikan lele dan nila tersebut juga karena permintaan pasar yang cukup tinggi," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya