Liputan6.com, Jakarta - Pendapatan pembudidaya ikan pada kuartal IV 2020 tidak mengalami kenaikan jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Rata-rata pendapatan sebesar Rp 3,5 juta per bulan.
Diungkapkan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, hal ini disebabkan ekonomi pembudidaya mulai membaik selama masa pandemi Covid-19. Sementara dibandingkan kuartal II 2020, pendapatan pada kuartal IV mengalami kenaikan 7,58 persen.
Baca Juga
Slamet menegaskan, berbagai dukungan langsung dinilai mampu mendongkrak efisiensi produksi budidaya ikan. Selain itu, mulai berjalannya rantai suplai memberikan efek kembali bergairahnya usaha pembudidayaan ikan di beberapa daerah.
Advertisement
"Berbagai dukungan seperti Gerakan Pakan Mandiri (GERPARI), bantuan benih dan input produksi lainnya, dalam jangka pendek mampu mendongkrak efisiensi produksi. Terutama selama pandemi ini kita masif melakukan dukungan tersebut di berbagai daerah", kata Slamet dalam keterangan resmi pada Kamis (14/1/2021).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya perbaikan struktur ekonomi masyarakat pembudidaya ikan di penghujung 2020. Tercatat Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Desember 2020 senilai 101,24 naik 0,58 poin dibanding November yang mencapai 100,65. Di samping itu, Nilai Tukar Usaha Pembudidayaan Ikan (NTUPi) juga naik 0,77 poin dari periode November sebesar 100,94 menjadi 101,72 pada Desember lalu.
Slamet mengatakan, peningkatan angka NTPi menunjukkan adanya perbaikan efisiensi usaha yang dipicu oleh semakin membaiknya harga komoditas utama budidaya.
Ia menilai meski inflasi Desember 2020 secara nasional mengalami kenaikan 1,68 persen dibanding Desember 2019, tapi karena usaha budidaya semakin efisien, maka pembudidaya ikan merasakan adanya nilai tambah ekonomi. Ia berharap indikator ini terus naik, sehingga ada peningkatan kapasitas usaha melalui re-investasi yang dilakukan secara mandiri.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sistem Distribusi Pulih
Menurut Slamet, sistem distribusi dan transportasi serta serapan pasar memasuki triwulan IV, secara perlahan mulai pulih mengikuti kondisi new normal sehingga sumbatan supply dan demand mulai terurai. Hal ini menurutnya menjadi pengungkit nilai jual beberapa harga komoditas utama.
"Ya. Ada kenaikan daya beli masyarakat pembudidaya, dimana indeks harga yang diterima pembudidaya lebih besar dibanding indeks harga yang dikeluarkan baik untuk konsumsi maupun produksi budidaya," jelas Slamet.
Berdasarkan publikasi BPS, secara spasial perbaikan NTPi lebih banyak tersentral di pulau Jawa.
"Pulau Jawa terutama Jawa Tengah dan Jawa Barat memang memberi kontribusi nilai tukar paling dominan. Ini nanti kita dorong agar NTPi bisa terdistribusi secara merata, sehingga diharapkan akan menekan angka rasio secara nasional," jelas Slamet.
Gimana, berminat jadi pengusaha budidaya ikan?
Advertisement