Liputan6.com, Gorontalo - Hampir sebulan, duka tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 hingga kini belum sepenuhnya lekang dari ingatan. Terlebih, untuk pihak keluarga yang ditinggalkan oleh awak kapal tersebut.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengunjungi keluarga salah satu awak kapal selam Nanggala 402 di Desa Sari Murni, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato. Rumah itu milik Kapten Laut I Gede Kartika, perwira menengah TNI AL yang menjadi salah seorang korban tenggelamnya KRI Nanggala 402.
Advertisement
Baca Juga
Kunjungan Rusli bersama Forkopimda itu diterima oleh I Made Yuniati adik almarhum Kapten Laut I Gede Kartika. Pemerintah Provinsi Gorontalo ingin memastikan dan melihat langsung kondisi keluarga yang ditinggalkan.
Suasana duka masih menyelimuti keluarga yang ditinggal lulusan terbaik II Akademi AL tahun 2010 itu. Mereka masih tidak menyangka jika kakak tertua yang menjadi tulang punggung keluarga itu sudah pergi untuk selama-lamanya.
"Terakhir kakak ke sini bulan Januari. Masih sempat meresmikan Pura yang beliau bangun dari uang sendiri," kata Yuni.
"Namun, entah memang sudah takdir, kakak tiba-tiba dipanggil oleh yang Kuasa," ujarnya sambil meneteskan air mata.
Sementara, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie atas nama pemerintah menyampaikan duka cita yang mendalam. Rusli bangga ada putra Gorontalo yang berprestasi dan mengabdi kepada negara hingga akhir hayatnya.
"Kami semua sangat berduka dan merasa kehilangan. Almarhum semasa hidup berprestasi dan membanggakan kita semua," kata Rusli.
[Kapten Laut I Gede Kartika]( 4416522 "") merupakan putra pertama dari tiga bersaudara pasangan Nengah Renes dan Ni Wayan Sudami asal Bali yang bertransmigrasi tahun 1988 ke Gorontalo. Gede Kartika lahir dan menyelesaikan studi SMA di Gorontalo sebelum masuk Akmil tahun 2006.
Kapten Laut I Gede Kartika menjabat Kepala Departemen Operasi Pelayaran Kapal Selam KRI Nanggala 402. Setelah dinyatakan gugur, pangkatnya dinaikkan satu tingkat menjadi Mayor Laut Anumerta.