Liputan6.com, Tarakan - Kapal speedboat Rian terbalik saat menuju Desa Atap Sembakung Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara (Kaltara). Kapal yang mengangkut 30 penumpang ini (sebelumnya disebutkan 23 penumpang) mengalami kecelakaan dalam perjalanan dari Pelabuhan Rakyat Pasar Beringin Tarakan menuju Nunukan dengan waktu tempuh 2 jam perjalanan laut, Senin (7/6/2021).Â
Baca Juga
Advertisement
Akibat kecelakaan laut yang terjadi, 5 orang penumpang dilaporkan meninggal dunia dan 1 orang dinyatakan hilang. Kapal diduga terhantam pusaran air yang terjadi di kawasan perairan Nunukan imbas arus banjir sebelumnya yang terjadi di Malaysia.Â
"Speedboat Rian ini bertolak dari pelabuhan rakyat sekitar pukul 13.28 Wita, tidak lama kemudian speedboat nahas tersebut dikabarkan mengalami kecelakaan dan terbalik," kata Kepala Basarnas Tarakan Amiruddin.Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kronologi
Saat bertolak dari Tarakan, Amiruddin menerangkan, speedboat Rian diketahui membawa 30 orang penumpang dengan tujuan Desa Atap Nunukan. Saat memasuki wilayah Desa Pelaju, speedboat tersebut menghantam pusaran arus yang cukup deras.
"Pusaran air ini terjadi dampak dari banjir yang terjadi beberapa waktu lalu, akibatnya speedboat tersebut terbawa oleh pusaran air dan langsung tenggelam hingga terbalik," terangnya.
Akibat dari kecelakaan ini, Amiruddin memastikan, dari 30 orang penumpang yang berada di speedboat tersebut 5 di antaranya meninggal dunia. Sedangkan, 24 penumpang lainnya dinyatakan selamat dan satu lagi sisanya hilang dan dalam proses pencarian.
"Dari informasi yang kami terima, dari 5 orang penumpang yang meninggal dunia 3 di antaranya merupakan anak-anak," bebernya.
Advertisement
Respons Tim Basarnas Tarakan
Untuk melakukan proses pencarian terhadap satu orang penumpang yang dinyatakan hilang, Amiruddin menyebutkan, saat ini tim dari Basarnas Tarakan telah diterjunkan ke lokasi kejadian.
"Tim kita sudah diberangkatkan sejak pukul 14.17 Wita dengan sejumlah perlengkapan yang ada, guna melakukan proses pertolongan, pencarian dan evakuasi," dia memungkasi.
Kecemasan Keluarga Korban
Salah satu warga Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Haerul menyebutkan, saat ini para keluarga korban meninggal dan selamat yang ada di Desa Atap tengah menanti kedatangan keluarganya, yang bertolak dari Tarakan.
"Saat ini, baru korban meninggal dunia yang dievakuasi ke Puskesmas Desa Atap, kelima korban meninggal dunia itu 3 di antaranya anak-anak dan 2 lagi orang dewasa," terang Haerul.
Para korban selamat sementara ini sudah dievakuasi ke Desa Pelaju, sedangkan 1 orang yang dinyatakan hilang masih dalam proses pencarian.
Advertisement
Info Kecelakaan
Kecelakaan speedboat yang merenggut korban jiwa ini, dijelaskan Haerul, pertama kali diketahui oleh warga yang mendapatkan laporan dari salah satu motoris speedboat, yang kebetulan saat itu tengah berlayar dari Desa Atap menuju Kota Tarakan.
"Kebetulan saat itu ada speedboat dari Desa Atap mau ke Tarakan, di tengah perjalanan motorisnya melihat ada speedboat terbalik," bebernya.
Lanjut Haerul, mengetahui adanya kejadian speedboat terbalik, sang motoris yang hendak ke Tarakan itu langsung mencari pertolongan dari Desa Atap dan Pelaju. Baru setelah itu, kejadian tersebut dilaporkan ke pihak terkait lainnya.
"Kan dari awal memang ada sebagian keluarga korban di Desa Atap yang menunggu kedatangan keluarganya di pelabuhan, begitu ada dengar kabar speed terbalik banyak warga yang berdatangan ke pelabuhan," sebut Haerul.
Pencarian Korban Hilang
Sementara itu, warga lainnya, Abdullah menambahkan, untuk satu korban speedboat terbalik yang dinyatakan hilang itu masih dalam proses pencarian oleh tim SAR dibantu warga sekitar.
"Kami masih melakukan pencarian korban yang hilang itu, dari informasi yang ada korban hilang itu diketahui seorang ibu bernama Jahra," ucap Abbdullah yang juga Ketua Kampung Siaga Bencana (KSB) setempat usai melakukan proses pencarian.
Abdullah mengatakan, dalam proses pencarian satu korban speedboat naas yang hilang itu melibatkan sejumlah pihak terkait. Hanya saja, untuk melakukan pencarian bukan perkara yang mudah, hal ini dikarenakan terdapat banyak gosong atau gundukan pasir di lokasi perairan itu.
"Belum lagi peralatan yang digunakan tidak memadai, jadi dalam pencarian korban ini memang ada sedikit kendala, walau bagaimana pun kami tetap berusaha agar korban cepat ditemukan," tutupnya.
Advertisement