Liputan6.com, Cirebon - Usai bentrok antara dua kubu berebut takhta kesultanan Cirebon, aparat TNI/Polri masih berjaga-jaga di sekitaran Keraton Kasepuhan Cirebon.
Kapolres Cirebon Kota, AKBP Imron Ermawan mengatakan, sejumlah personel dari TNI/Polri akan di tempatkan di lingkungan keraton, sampai suasana benar-benar dianggap kondusif.
Advertisement
Baca Juga
Penjagaan tersebut untuk mengantisipasi jika terjadi bentrokan susulan. Imron memastikan, kondisi di Keraton Kasepuhan Cirebon saat ini sudah kondusif.
"Kami TNI/Porli hadir d isini, untuk meluruskan sesuatu yang salah, dan menegakkan hukum kapeda yang terbukti bersalah," kata Imron, Rabu sore (25/8/2021).
Imron juga mengatakan, belum menerima laporan adanya korban usai bentrokan dua kubu berebut takhta tersebut. Baik dari pihak Sultan Sepuh XV, Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin, maupun dai kubu Sultan Sepuh Aloeda II, Raden Rahardjo Djali.
"Jika adanya aduan warga yang menjadi korban, kita akan identifikasi, " ungkapnya.
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Bentrok Dipicu Pelantikan
Seperti diketahui, dua kelompok pendukun Sultan Aloeda II dan Sultan Luqman Zulkaedin terlibat bentrok. Kedua kelompok tersebut bentrok sekitar pukul 13.00 WIB.
Bentrokan tersebut diduga merupakan buntut dari ricuhnya prosesi pelantikan Perangkat Keraton Kasepuhan Cirebon versi Rahardjo Djali yang didapuk sebagai Sultan Aloeda II.
Keduanya saling melempar batu sambil mengumpat bernada marah. Tak lama kemudian, polisi datang untuk melerai.
Petugas sempat menodongkan senjata api ke atas tanpa diletupkan. Polisi memukul mundur kelompok pendukung Sultan Aloeda II. Petugas meminta kedua kelompok pendukung untuk membubarkan diri keluar dari keraton.
Advertisement