Liputan6.com, Kuningan - Keberhasilan Dheva Anrimusthi meraih medali perak Badminton di Paramlimpiade Tokyo 2020 tidak hanya membuat harum Indonesia. Atlet asal Kelurahan Purwawinangun, Kuningan, tersebut membuat bangga keluarga dan warga di kampung halamannya.
"Saya bangga anak bisa ikut Paralimpiade dukungan keluarga sangat besar. Adik-adiknya juga nendukung," kata Aan Suparman, Ayahanda Dheva Anrimusthi, Minggu (5/9/2021).
Advertisement
Baca Juga
Bahkan, kata Aan, sang anak sudah memiliki deretan prestasi pada kejuaraan sebelumnya. Dalam Paralimpiade Tokyo 2020 ini, Aan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kabupaten Kuningan dan umum atas dukungan kepada anaknya.
Meski mendapat medali perak, Aan optimis sang anak tak pernah patah arang untuk terus berlatih. Dimata sang ayah, Dheva Anrimusthi merupakan sosok pekerja keras.
Dheva memilki semangat dan disiplin yang tinggi dalam berlatih. Baginya, berbagai prestasi yang diraih Dheva membuat bangga.
"Alhamdulillah bangga berjuang bukan hanya untuk Indonesia tapi Kabupaten Kuningan. Sampai anak saya bangun gedung olahraga badminton di kampung halamannya untuk mencari bibit penerus Dheva," kata dia.
Aan mengatakan, dalam perjalanan karier sang anak tak pernah lepas dari raket. Bahkan, sejak prestasinya bagus semangat sang anak semakin keras.
Sejak karirnya memuncak, Dheva terbilang jarang pulang ke kampung halaman. Sang ayah terus berkomunikasi dengan Dheva sembari memantau perkembangannya.
"Gedung yang dibangun Dheva Anrimusthi ini hasil dia juara Asian Games diberikan untuk masyarakat Kabupaten Kuningan mencari bibit baru," ujar Aan.
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan video pilihan berikut ini
Perjuangan Keras Dheva Anrimusthi
Aan mengaku, ketertarikan Dheva berawal dari sering ikut sang ayah bermain bulutangkis di usia 8 tahun. Dheva kemudian masuk klub bulutangkis Chanda Wijaya International Badminton Center di Jakarta.
Pada perjalanannya, Dheva saat masih duduk di bangku SMP sempat mengalami kecelakaan sepeda motor yang menyebabkan tangan kanannya tidak berfungsi normal.
Aan mengaku semangat sang anak untuk bangkit sangat tinggi. Terlebih, Aan beserta istri Rusliani terus memberi motivasi.
"Anak saya sempat down dan tidak mau latihan lagi. Tapi Alhamdulillah semangat kami orangtua dan keluarga lainnya membuat Dheva mau berlatih lagi," kata dia.
Beberapa bulan setelah Dheva berlatih di klub baru SGS PLN Bandung, pengurus National Paralympic Committe of Indonesia (NPCI) Jawa Barat untuk ikut pelatda. Sang anak, kata dia, langsung menerima tawaran tersebut.
"Saya dan keluarga dimintai pendapat oleh Dheva dan saya menyerahkan keputusan kepada anak saja akhirnya menerima tawaran," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dheva Kali atlet badminton tunggal putra Indonesia berhasil meraih medali perak di Paralimpiade Tokyo 2020.
Dheva yang berlaga di final harus takluk dari wakil Malaysia, Cheah Liek Hou dalam dua gim langsung lewat skor akhir 21-17 dan 21-15, di nomor tunggal putra kelas SU5 di Yoyogi National Stadium, Sabtu (4/9/2021).
Sebelumnya pada babak semifinal, Dheva harus melawan kompatriotnya sendiri asal Indonesia Suryo Nugroho, setelah sebelumnya juga telah bertemu di babak grup bersama Suryo.
Meski gagal di partai final, Dheva tetap sukses menambah raihan medali perak kontingen merah putih di Paralimpiade 2020 atas pencapaiannya sebagai Runner Up.
Advertisement