Ada Gulali 'Squid Game' ala Suku Baduy

Suku Baduy memproduksi gula aren yang menjadi bahan dasar gulali, seperti dalam serial Korsel 'Squid Game'

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2021, 00:16 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2021, 00:11 WIB
Ada Gulali 'Squid Game' ala Suku Baduy
Perumahan adat Suku Baduy di Banten (Dok. pribadi Rike Tri Kumala Dewi / Liputan6.com)

Liputan6.com, Banten - Apakah Anda sudah menonton serial Netflix ‘Squid Game’?. Serial asal Korea Selatan (Korsel) yang sedang viral diperbincangkan di berbagai media sosial (medsos) ini.

Serial ini bercerita tentang permainan-permainan tradisional Koresel yang dibumbui dengan drama dan intrik, serta dikemas dengan adegan menantang maut. Bagi yang sudah menonton, tentu ingat adegan permainan gulali pada serial tersebut.

Pada adegan tersebut, para pemain ‘Squid Game', ditantang untuk memisahkan gulali berdasarkan pola yang sudah ditentukan. Saking viralnya, banyak yang membuat resep dadakan cara membuat gulali ‘Squid Games’, untuk dikonsumsi sebagai cemilan.

Gulali ‘Squid Game’ (ppopgi dalam Bahasa Korea), adalah permen spongy yang dibuat dari gula pasir yang dilelehkan diatas api lalu ditambahkan baking soda. Lalu, dicetak membentuk pola yang diinginkan. Namun, tahukah Anda bahwa gulali tersebut dapat pula dibuat dari gula aren? Mengapa gula aren?

Gula aren adalah gula khas Indonesia, yang dibuat dari cairan nira dari bunga jantan pohon Aren, sedangkan gula pasir terbuat dari cairan nira yang berasal dari batang tebu.

Meskipun sama-sama gula, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Pertama, gula aren memiliki indeks glikemik yang lebih rendah, dari pada gula pasir. Sehingga sangat baik untuk mencegah diabetes.

Kedua, gula aren memiliki kandungan total karbohidrat lebih rendah dari gula pasir, sehingga sangat cocok untuk orang-orang yang sedang fokus menurunkan berat badan.

Ketiga, gula aren lebih banyak mengandung berbagai nutrisi seperti vitamin C, Fosfor dan Zinc, dan serat terlarut dalam bentuk inulin dibandingkan gula pasir.

Vitamin C dapat berfungsi sebagai antioksidan, fosfor untuk meningkatkan metabolisme tubuh, zinc untuk meningkatkan sistem imun, dan inulin untuk memelihara jumlah bakteri baik pada usus.

 

Gula Aren Baduy

Ada Gulali 'Squid Game' ala Suku Baduy
Lodong, alat yang dibutuhkan dalam produksi gula aren Suku Baduy untuk menjadi gulali 'Squid Game' ala Baduy (Dok. pribadi Rike Tri Kumala Dewi / Liputan6.com)

Dengan mengonsumsi gula aren, Anda akan dapat manfaat yang berlipat. Namun, tentu Anda perlu memilih gula aren yang berkualitas agar gulali ‘Squid Game’ aman dikonsumsi. Lalu, di manakah gula aren berkualitas ini dapat diperoleh?

Anda dapat memperoleh gula aren ini dari Baduy. Baduy adalah sebuah suku yang terletak di perbukitan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Banten.

Wilayahnya masih sangat alami, karena suku Baduy menjaga tradisi leluhurnya untuk menjaga kelestarian alam. Gula aren diproduksi masyarakat suku Baduy secara tradisional, dengan tahapan produksi yang kesemuanya hanya menggunakan bahan-bahan alam.

Mulai dari penyadapan, penampungan, pencetakan, dan pembungkusan. Nira yang diperoleh dari hasil penyadapan ditampung pada lodong, lalu dimasak pada tungku tradisional yang biasa disebut gonggo.

Dalam pemasakan ini, nira harus terus diaduk supaya tidak gosong hingga mengental menjadi gula. Setelah itu gula yang masih mengental dicetak pada batok dan ditunggu hingga dingin.

Tahapan akhir, gula dibungkus dengan daun pisang kering yang disebut daun kararas. Alat-alat yang dibutuhkan dalam produksi gula aren Baduy: (Dari kiri ke kanan) lodong, gonggo, batok dan daun kararas.

Produksi Tradisional

Ada Gulali 'Squid Game' ala Suku Baduy
Gonggo, alat yang dibutuhkan dalam produksi gula aren Suku Baduy untuk menjadi gulali 'Squid Game' ala Baduy (Dok. pribadi Rike Tri Kumala Dewi / Liputan6.com)

Karena diproduksi secara tradisional, gula aren Baduy pun terbebas dari cemaran bahan kimia (misalnya natrium metabisulfit yang dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan seperti iritasi dan sesak).

Lalu, mikroba kontaminan (seperti Eschericia coli yang dapat menyebabkan diare), dan logam-logam berat. Ini adalah fakta yang ditemukan tim peneliti dari program studi Food Business Technology, School of Applied STEM, Universitas Prasetiya Mulya yang menganalisis kualitas gula aren Baduy pada bulan Maret-Juli 2021 lalu.

Gula aren Baduy dapat diperoleh dengan mengunjungi langsung Baduy, karena selain memperoleh gula aren, Anda juga dapat berwisata budaya dengan menjajal kehidupan masyarakat Baduy, sambil menikmati hamparan hijau luas Baduy yang sangat memanjakan mata.

Bagi Anda yang tidak sempat ke Baduy, Anda dapat memesannya melalui supplier terpercaya di berbagai e-commerce. Atau bagi Anda yang tinggal di Jabodetabek, Anda dapat memperolehnya langsung dari masyarakat Baduy, yang biasa berjualan di sepanjang stasiun KRL Jabodetabek dan beberapa pameran kebudayaan.

Gulali ‘Squid Game’ ala Baduy

Ada Gulali 'Squid Game' ala Suku Baduy
Daun Kararas, alat yang dibutuhkan dalam produksi gula aren Suku Baduy untuk menjadi gulali 'Squid Game' ala Baduy (Dok. pribadi Rike Tri Kumala Dewi / Liputan6.com)

Membuat gulali ‘Squid Game’ dengan gula aren Baduy, sama seperti gula pasir. Sebanyak dua sendok gula aren Baduy ditumbuk dan dilelehkan, hingga terkaramelisasi, lalu ditambahkan ¼ sendok teh baking soda.

Dalam keadaan masih mengental, gula langsung dicetak membentuk pola yang diinginkan dan siap dikonsumsi sebagai cemilan. Namun Anda perlu perhatikan hal-hal penting ini dalam membuat gulali ‘Squid Game’ berbahan gula aren ini.

Pertama, gula aren mengandung Sukrosa, yang apabila dipanaskan akan menimbulkan warna cokelat pekat. Maka, perlu ditambahkan madu yang memiliki fruktosa, agar warna tidak terlalu pekat. Madu ini juga dapat diperoleh dari Baduy.

Kedua, suhu yang digunakan harus tinggi (lebih dari 70⁰C) supaya sukrosa dapat pecah, namun pemanasan jangan terlalu lama untuk menghindari rusaknya antioksidan dalam gula aren.

Ketiga, supaya gulali yang dihasilkan bersifat spongy (tekstur berlubang-lubang), maka penambahan baking soda dilakukan setelah gula terkaramelisasi. Baking soda akan bereaksi dengan ion hidrogen yang dihasilkan dari pemanasan sukrosa dan membentuk karbondioksida yang dapat membuat tekstur gulali menjadi spongy.

Setelah itu gulali dapat disimpan di wadah yang bebas lembab agar lebih awet atau dapat dikonsumsi langsung. Ingat, konsumsi gulali aren ini dalam batas sewajarnya saja.

Penulis:

Rike Tri Kumala Dewi

Dosen Program Studi Food Business Technology, School of Applied STEM, Universitas Prasetiya Mulya  

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya