Liputan6.com, Nias Utara Bupati Nias Utara, Amizaro Waruwu, menetapkan status tanggap darurat yang berlaku mulai 17 sampai 30 Desember 2021. Keputusan ini diambil sebagai upaya percepatan penanganan bencana yang terjadi di Nias Utara, Sumatera Utara (Sumut).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, keputusan juga sebagai respons cepat pemerintah daerah dalam melakukan optimalisasi penanganan terhadap warga terdampak.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nias Utara, hingga Senin (20/12/2021), jumlah warga yang terdampak banjir dan tanah longsor sebanyak 4.654 Kepala Keluarga (KK).
Advertisement
Baca Juga
"Kejadian ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi hingga naiknya debit air di beberapa sungai besar seperti Sungai Sowu dan Sungai Muzoi yang menyebabkan banjir dan tanah longsor," kata Abdul.
Terdapat sepuluh kecamatan yang sebagian desanya tergenang banjir, di antaranya Sitolu Ori, Lahewa Timur, Lotu, Alasa Talumuzoi, Lahewa, Tugala Oyo, Alasa, Afulu, Sawo, dan Namohalu Esiwa.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Fasilitas Pendidikan Rusak
BPBD Kabupaten Nias Utara mencatat, terdapat 2 unit fasilitas pendidikan yang mengalami rusak berat dan rusak ringan. Untuk sektor komunikasi, dikabarkan jaringan PLN mati dan sinyal komunikasi terganggu.
Tim gabungan yang terdiri dari unsur TNI-Polri, BPBD Nias Utara, dan perangkat pemerintah setempat berkoordinasi untuk menuju lokasi dengan membawa perlatan untuk melakukan evakuasi dan memberikan bantuan langsung kepada masyarakat terdampak.
Advertisement
Fenomena Berulang
Kejadian banjir ini merupakan fenomena berulang. BNPB mengimbau kepada pemerintah setempat untuk dapat menyiapkan program jangka menengah dan jangka panjang seperti revitalisasi kawasan sempadan sungai dan restorasi kawasan hulu.
"Masyarakat diimbau meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap ancaman bencana dengan memantau informasi prakiraaan cuaca melalui BMKG, serta memeriksa potensi bencana di sekitar wilayah melalui InaRisk," tandasnya.