Kutukan Pengantin di Blora, Larangan Menikah Antar Desa

Ada kisah kutukan pengantin di Blora

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Feb 2022, 10:51 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2022, 06:00 WIB
Watu Nganten
Penampakan punden Watu Nganten di Dukuh Ngelobener, Jepon, Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora- Ada kisah kutukan pengantin di Blora. Warga Dukuh Ngelobener dilarang menikah dengan warga Desa Srumbung Blora.

Mengapa demikian?Kutukan ini erat kaitannya dengan keberadaan Watu Nganten Blora yang berada di Dukuh Ngelobener, Kelurahan Jepon, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Sekilas, batu berukuran besar dekat dengan pohon besar  ini terlihat seperti batu biasa. Namun, masyarakat setempat percaya kalau ada kisah mistis di balik keberadaan batu ini.

Dikutip dari berbagai sumber, masyarakat setempat percaya watu Nganten ini dulunya adalah pasangan suami istri yang dikutuk menjadi batu. Konon peristiwa ini terjadi saat Pulau Jawa masih didominasi hutan belantara.

Di masa itu, kendaraan yang dipakai warga juga adalah kuda. Pasangan suami istri yang terkena nasib sial dikutuk jadi batu ini berasal dari dua desa yang berbeda. Sang suami dari Dukuh Ngelobener Blora, lokasi batu ini kini berada, dan pasangannya dari Desa Brumbung.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Melanggar Tempat Angker

Pasangan pengantin tersebut baru saja menikah dan kemudian ingin berkunjung ke rumah salah satu orang tua. Di tengah perjalanan, sang suami tiba-tiba ingin buang hajat.

Masalahnya, dia melakukannya di tempat yang dikenal angker dan melakukannya tanpa permisi. Akibatnya, penunggu lokasi angker itu marah dan akhirnya mengutuk pasangan ini jadi batu.

Kuda yang dipakai pasangan ini kemudian tetap pergi menuju ke rumah sang orang tua. Karena bingung kuda datang tanpa tuan, orang tua pasangan itu kemudian mengikuti ke mana kuda tersebut pergi.

Pada saat itu lah, ditemukan batu yang berada di dekat pohon yang dikenal angker. Mereka itu yakin jika batu besar itu adalah anak dan menantunya.

Sejak saat itu, warga pun tidak lagi mengizinkan pernikahan dari Dukuh Ngelobener dan Desa Brumbung Blora. Ada larangan menikah antar desa karena mereka tidak ingin kasus kutukan yang sama berulang. Kini, lokasi batu itupun jadi tempat keramat yang sering dijadikan lokasi ritual sedekah bumi.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya