Liputan6.com, Yogyakarta- Ternyata kue yang menjadi camilan favorit Pangeran Diponegoro saat perang masih ada di Yogyakarta. Kue berbahan tepung ketan dibalut tepung gula ini bernama yangko.
Yangko dipercaya merupakan camilan peninggalan kerajaan Mataram Kuno. Menurut cerita, Pangeran Diponegoro membawa yangko saat bergerilya karena yangko tahan lama dan tidak cepat basi.
Zaman dulu, yangko tidak bisa dinikmati sembarang orang. Kue ini dikenal sebagai makanan raja-raja atau priyayi. Proses pembuatan yang cukup lama membuat yangko dibanderol dengan harga yang sangat mahal.
Advertisement
Baca Juga
Kue yangko dikenal juga sebagai moci lokal khas Kotagede Yogyakarta. Kue ini memiliki tekstur yang lembut namun tidak sekenyal kue moci pada umumnya.
Yangko biasanya berbentuk kotak. Kacang tumbuk menjadi isian yangko yang menambah cita rasa kue ini.
Dikutip dari berbagai sumber, nama yangko berasal dari kata kiyangko yang merupakan kependekan dari kata iki tiyang kotagede, yang artinya ini orang kotagede. Nama kiyangko kemudian berubah menjadi lebih sederhana yakni yangko.
Ada pula cerita yang menyebut Mbah Ireng disebut-sebut sebagai pelopor pembuatan yangko ini pada 1921. Resepnya kemudian dipertahankan secara turun temurun.
Seiring perkembangan zaman, kini camilan favorit Pangeran Diponegoro ini dapat dijumpai dengan aneka warna menyesuaikan dengan selera pasar. Yangko juga dijual sebagai oleh-oleh dan banyak ditemui di berbagai toko oleh-oleh di Yogyakarta. Harganya juga cukup bervariasi mulai dari Rp 8.000 hingga Rp10.000 per kotak.
(Tifani)