Liputan6.com, Denpasar - Niat merupakan salah satu rukun dalam puasa Ramadan yang tidak boleh ditinggalkan. Niat juga menjadi pembeda dalam pelaksanaan suatu ibadah. Niat akan menjadi pengingat bahwa kita sedang melaksanakan puasa Ramadan.
Waktu melafalkan niat puasa Ramadan dimulai sejak malam hari hingga sebelum fajar. Hal ini bersandar pada salah satu sabda Rasulullah SAW.
“Barang siapa yang belum berniat (untuk puasa) di malam hari sebelum terbitnya fajar maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Ad-Daru Quthni dan Al-Baihaqi).
Advertisement
Baca Juga
Karena niat merupakan rukun dalam melaksanakan puasa Ramadan, maka wajib hukumnya untuk dilakukan. Jika tidak niat, maka puasanya tidak sah.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Niat Puasa Ramadan
Niat puasa Ramadan dapat dilafalkan setiap hari seperti yang umum dilakukan. Namun bagi yang bermazhab Imam Maliki, niat puasa dilafalkan untuk satu bulan penuh.
Mengutip NU Online, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, KH Ahmad Idris Marzuqi mengatakan bahwa niat satu bulan penuh boleh dilafalkan, namun hanya sebagai antisipasi. Niat Ramadan harian tetap dilakukan.
Berikut niat puasa Ramadan harian.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā
Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah Ta'ala.”
Berikut niat puasa Ramadan satu bulan yang bertaqlid pada mazhab Imam Maliki.
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta'ala
Artinya, “Saya niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah."
Advertisement