Panduan Lengkap Doa Niat Sahur dan Buka Puasa: Bacaan Arab, Latin dan Artinya

Pelajari panduan lengkap doa niat sahur dan buka puasa berikut bacaannya dalam Arab, Latin, dan artinya. Dilengkapi dengan syarat sah puasa dan waktu yang tepat untuk membaca doa.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 05 Feb 2025, 22:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2025, 22:00 WIB
Sering Keliru, Ini Doa Buka Puasa yang Benar
(Foto: Getty Image) Ilustrasi buka puasa.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ibadah puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga memiliki tata cara dan adab yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan keberkahan dan manfaatnya. Salah satu aspek penting dalam berpuasa adalah mengamalkan doa niat sahur dan buka puasa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Memahami dan mengamalkan doa niat sahur dan buka puasa dengan benar tidak hanya menyempurnakan ibadah puasa kita, tetapi juga membuka pintu keberkahan dan rahmat dari Allah SWT. Waktu sahur dan berbuka merupakan momen istimewa yang sebaiknya dimaksimalkan dengan doa-doa yang ma'tsur.

Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang syarat sah puasa, kumpulan doa niat sahur dan buka puasa, beserta penjelasan tentang waktu yang tepat untuk mengamalkannya. Dengan panduan ini, diharapkan ibadah puasa kita menjadi lebih sempurna dan bermakna. Simak panduan selengkapnya doa niat sahur dan buka puasa, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (5/2/2025).

Syarat Sah Puasa yang Perlu Diperhatikan

Dalam pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar puasa dianggap sah menurut syariat Islam. Syarat-syarat ini bukan sekadar formalitas, tetapi merupakan ketentuan yang memiliki hikmah dan tujuan tertentu. Pemahaman yang baik tentang syarat-syarat ini akan membantu kita menjalankan puasa dengan lebih baik dan memastikan ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

1. Beragama Islam

Islam menjadi syarat fundamental dalam kewajiban puasa Ramadhan. Syarat ini menunjukkan bahwa puasa Ramadhan merupakan ibadah khusus yang Allah SWT wajibkan hanya kepada umat Islam. Meskipun agama lain mungkin juga memiliki tradisi berpuasa, puasa Ramadhan memiliki ketentuan dan tata cara khusus yang menjadi identitas umat Islam. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan bahwa salah satu pembeda puasa umat Islam dengan umat lain adalah adanya sahur.

2. Baligh (Dewasa)

Status baligh atau dewasa menurut syariat menjadi penanda seseorang telah berkewajiban menunaikan puasa Ramadhan. Bagi laki-laki, baligh ditandai dengan mimpi basah atau telah mencapai usia 15 tahun hijriah. Sedangkan bagi perempuan, ditandai dengan menstruasi pertama atau juga telah mencapai usia 15 tahun hijriah. Meski demikian, orangtua dianjurkan untuk mulai membiasakan anak-anaknya yang belum baligh untuk berlatih puasa secara bertahap. Hal ini akan membantu mereka memahami dan terbiasa dengan ibadah puasa ketika telah mencapai usia wajib.

3. Berakal Sehat

Akal yang sehat merupakan syarat penting dalam pelaksanaan ibadah puasa karena berkaitan dengan kesadaran dan kemampuan untuk memahami serta melaksanakan kewajiban. Orang yang tidak berakal atau mengalami gangguan mental tidak dibebani kewajiban puasa. Ini menunjukkan bagaimana Islam sangat memperhatikan kondisi dan kemampuan setiap individu dalam melaksanakan ibadah. Keadaan berakal juga penting untuk memahami dan menghayati hikmah dari ibadah puasa itu sendiri.

4. Sehat Jasmani dan Rohani

Kesehatan fisik dan mental menjadi syarat yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan puasa. Allah SWT dalam rahmat-Nya memberikan keringanan (rukhshah) bagi orang yang sakit untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain. Keringanan ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang memperhatikan kesejahteraan umatnya. Orang yang sakit diperbolehkan untuk tidak berpuasa dengan catatan wajib menggantinya di hari lain ketika telah sembuh. Begitu juga dengan musafir (orang yang bepergian jauh) yang mendapatkan keringanan serupa.

5. Suci dari Haid dan Nifas

Khusus bagi wanita, kondisi suci dari haid dan nifas menjadi syarat tambahan dalam pelaksanaan puasa. Wanita yang sedang haid atau nifas tidak diperbolehkan berpuasa, namun wajib menggantinya di hari lain. Ketentuan ini menunjukkan bagaimana Islam sangat memperhatikan kondisi khusus yang dialami wanita dan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan ibadah.

Pemahaman yang mendalam tentang syarat-syarat sah puasa ini sangat penting untuk memastikan ibadah puasa kita dilaksanakan dengan benar dan diterima oleh Allah SWT. Setiap syarat memiliki hikmah dan tujuan yang mencerminkan kesempurnaan ajaran Islam dalam mengatur kehidupan umatnya. Dengan memenuhi semua syarat ini, diharapkan ibadah puasa kita tidak hanya sah secara syariat tetapi juga membawa manfaat maksimal bagi kehidupan spiritual dan sosial kita.

Bacaan Doa dan Niat Sahur

Ilustrasi buka puasa, sahur, Islami, Ramadan
Ilustrasi buka puasa, sahur, Islami, Ramadan. (Photo by Thirdman from Pexels)... Selengkapnya

Sahur bukan sekadar ritual makan dan minum sebelum berpuasa, tetapi merupakan momen spiritual yang sangat berharga. Di waktu yang penuh keberkahan ini, membaca doa dan niat menjadi sangat penting untuk memaksimalkan pahala dan keberkahan sahur. Waktu sahur juga merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa, di mana Allah SWT berjanji mengabulkan doa-doa hamba-Nya. Dengan memahami dan mengamalkan doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW, kita dapat meraih manfaat spiritual yang lebih besar dari aktivitas sahur.

 

1. Doa Sebelum Makan Sahur

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللَّهِ

Allahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinaa adzaaban naar, bismillah

Artinya: "Ya Allah, berkahilah rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami, dan lindungilah kami dari siksa api neraka, dengan menyebut nama Allah"

 

2. Doa Ketika Sahur

يَرْحَمُ اللهُ المُتَسَحِّرِيْنَ

Yarhamullahul mutasahhirin

Artinya: "Semoga Allah memberikan rahmat kepada orang-orang yang makan sahur"

 

3. Niat Puasa Ramadhan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta'ala

Artinya: "Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala"

 

4. Doa Memohon Kekuatan Berpuasa

اَللّٰهُمَّ قَوِّنِيْ عَلَى صِيَامِيْ وَاجْعَلْهُ مِنِّيْ مَقْبُوْلًا

Allaahumma qowwinii 'alaa shiyaamii waj'alhu minnii maqbuulaa

Artinya: "Ya Allah, kuatkanlah aku dalam puasaku dan jadikanlah puasaku diterima"

 

Mengamalkan doa-doa sahur di atas tidak hanya menyempurnakan ibadah sahur kita, tetapi juga membuka pintu keberkahan yang lebih besar. Setiap doa memiliki makna dan tujuan khusus, mulai dari memohon keberkahan rezeki hingga kekuatan dalam menjalankan puasa. Dengan membiasakan diri membaca doa-doa ini dengan penuh penghayatan, kita dapat merasakan kedekatan dengan Allah SWT sekaligus mempersiapkan diri secara spiritual untuk menjalankan puasa. Mari kita jadikan momen sahur tidak hanya sebagai waktu pengisian energi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas ibadah kita.

Doa Berbuka Puasa dan Waktu Membacanya

Ibadah Muslim Sri Lanka di Tengah Merebaknya COVID-19
Seorang Muslim berdoa sebelum berbuka puasa di Masjid Jummah selama bulan suci Islam Ramadhan di Kolombo, Sri Lanka pada 4 Mei 2020. Umat Islam di dunia menjalankan ibadah Ramadan di tengah pandemi virus corona dan penerapan lockdown. (ISHARA S. KODIKARA / AFP)... Selengkapnya

Berbuka puasa merupakan momen yang sangat istimewa dan penuh keberkahan. Di saat ini, seorang Muslim tidak hanya mengakhiri puasanya, tetapi juga mendapatkan kesempatan berharga untuk bermunajat kepada Allah SWT. Waktu berbuka puasa termasuk salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa, dimana Rasulullah SAW menjamin bahwa doa orang yang berpuasa ketika berbuka tidak akan ditolak. Memahami dan mengamalkan doa berbuka puasa dengan waktu yang tepat akan memaksimalkan keberkahan dari momen spiritual ini. Berikut bacaan doa berbuka puasa:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى

Allahumma laka sumtu wa 'ala rizqika aftartu dzahabazh zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insya Allah ta'ala

Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Telah hilang dahaga, telah basah kerongkongan dan semoga telah tetap pahala insya Allah"

Menurut pendapat ulama dalam kitab I'anat al-Thalibin, waktu yang paling utama untuk membaca doa berbuka puasa adalah setelah selesai berbuka. Namun, membacanya saat akan berbuka juga diperbolehkan, meskipun membacanya setelah berbuka adalah pilihan yang lebih utama (afdhal).

Memperhatikan waktu yang tepat dalam membaca doa berbuka puasa merupakan bagian penting dari adab berbuka. Meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang waktu yang paling utama untuk membaca doa berbuka, yang terpenting adalah konsistensi dan kekhusyukan dalam mengamalkannya. Dengan membiasakan diri membaca doa berbuka puasa pada waktunya, kita tidak hanya mendapatkan keberkahan dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, tetapi juga meraih kesempatan untuk memiliki doa yang mustajab. Mari jadikan momen berbuka puasa tidak hanya sebagai waktu melepas dahaga, tetapi juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mengamalkan doa niat sahur dan buka puasa merupakan bagian penting dari kesempurnaan ibadah puasa. Selain memenuhi syarat sah puasa, memperhatikan adab dan waktu yang tepat dalam membaca doa akan membuat ibadah puasa kita lebih bermakna. Dengan memahami dan mengamalkan semua aspek ini, diharapkan puasa kita dapat diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat spiritual maupun sosial yang maksimal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya