Liputan6.com, Jakarta - Puasa Ramadan adalah salah satu ibadah yang sangat penting bagi umat Muslim. Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa Ramadan ini sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
Namun, sebelum melaksanakan puasa, ada satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu niat. Dalam artikel ini, kita akan membahas bacaan niat puasa Ramadan dan pentingnya niat dalam ibadah ini.
Baca Juga
Niat puasa harus diucapkan sebelum terbit fajar, dan jika seseorang membaca niat saat sahur, itu juga diperbolehkan selama dilakukan sebelum waktu fajar tiba.
Advertisement
Bacaan niat puasa Ramadan yang disyariatkan dalam bahasa Arab adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى.
Artinya: "Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala."
Selain itu, umat Muslim juga diperbolehkan melafalkan niat puasa dalam bahasa yang mereka pahami, seperti:
'Saya berniat berpuasa esok hari untuk melaksanakan kewajiban di bulan Ramadan, karena Allah SWT'.
Niat adalah kunci utama dalam setiap ibadah, termasuk puasa. Niat menunjukkan kesungguhan dan keikhlasan seorang hamba dalam melaksanakan perintah Allah SWT.
Lebih dari itu, niat yang ikhlas akan membawa berkah dalam ibadah. Seseorang yang berpuasa dengan niat yang benar akan meraih pahala yang berlipat ganda dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, setiap amal perbuatan bergantung pada niatnya.
Pentingnya Niat dalam Ibadah Puasa
Keutamaan lain dari niat yang benar adalah sebagai bentuk kesiapan mental dan spiritual dalam menjalani ibadah puasa Ramadan.
Dengan niat yang tepat, seseorang dapat lebih fokus dalam menjalankan puasanya dengan penuh kesadaran, bukan sekadar menjalani rutinitas tanpa makna.
Niat adalah elemen penting dalam menjalankan ibadah puasa yang harus dilakukan sebelum fajar, terutama untuk puasa wajib seperti Ramadhan, qada, dan nazar.
Menurut laman resmi mui.or.id, dalam ajaran Mazhab Syafi'i, diwajibkan untuk memperbarui niat setiap malam selama bulan Ramadan agar ibadah tersebut sah, sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa puasa seseorang tidak sah jika tidak berniat sebelum fajar.
Sebaliknya, Mazhab Maliki memberikan kemudahan dengan membolehkan niat dilakukan hanya sekali di awal bulan Ramadan.
Dalam pandangan ini, umat Islam cukup berniat pada malam pertama untuk berpuasa selama sebulan penuh, karena puasa Ramadhan dianggap sebagai satu rangkaian ibadah.
Namun, banyak ulama menganjurkan untuk mengikuti pendapat Mazhab Syafi'i dengan tetap memperbarui niat setiap malam untuk kehati-hatian.
Jika seseorang lupa berniat di malam hari, mengikuti pandangan Mazhab Maliki juga bisa menjadi alternatif agar ibadah puasanya tetap sah dan diterima oleh Allah SWT.
Advertisement
Berbagai Bacaan Niat Puasa Ramadhan
Agar ibadah puasa sah, umat Islam harus mengetahui dan mengucapkan bacaan niat dengan benar. Berikut adalah bacaan niat puasa Ramadhan yang dianjurkan dalam Mazhab Syafi'i:
Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta'ala.
Artinya: 'Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.'
Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta'ala.
Artinya: 'Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta'ala.'
Nawaitu shauma Ramadhna.
Artinya: 'Aku berniat puasa bulan Ramadhan.'
Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhna.
Artinya: 'Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.'
Nawaitu shauma ghadin min hdzihis sanati 'an fardhi Ramadhna.
Artinya: 'Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.'
Dalam menjalankan ibadah puasa, niat yang tulus bukan hanya sekadar melafalkan kata-kata, tetapi juga harus diiringi dengan kesadaran mendalam dalam hati bahwa puasa tersebut dilakukan semata-mata karena Allah SWT. Dengan demikian, ibadah puasa akan memiliki makna dan tujuan yang lebih dalam.
Ibadah Harus Diawali Niat
Dalam ajaran Islam, setiap ibadah termasuk puasa harus diawali dengan niat sebagai bentuk kesungguhan dan keikhlasan dalam menjalankannya.
Bacaan niat puasa dan buka puasa memiliki makna mendalam sebagai bentuk pengakuan dan penyerahan diri kepada Allah SWT, serta ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan-Nya.
Memahami dan mengamalkan bacaan niat puasa dan buka puasa dengan benar tidak hanya menjadi syarat sahnya ibadah, tetapi juga membawa keberkahan tersendiri.
Dengan melafalkan niat puasa saat sahur dan doa berbuka saat maghrib, kita menunjukkan keseriusan dalam menjalankan perintah Allah SWT dan mengharap ridha-Nya.
Advertisement
