Liputan6.com, Toba Perhelatan W20 Summit di Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut) memasuki hari ketiga atau Rabu (20/7/2022). Sebanyak 16 delegasi dari berbagai negara hadir pada acara yang dimulai sejak Senin, 18 Juli 2022.
Chair of W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi mengatakan, banyak respons positif yang dinyatakan oleh para delegasi. Beberapa diantaranya para delegasi merasa senang bisa menikmati keindahan Danau Toba yang begitu indah dan sejuk.
"Tak hanya itu, mereka juga mengakui masakan khas Indonesia seperti rendang, sambal andaliman, sup yang sayur mayurnya berasal dari masyarakat sekitar, yang dihidangkan untuk para delegasi juga begitu nikmat. Mereka (delegasi) bercerita ke saya, masakan Indonesia sangat enak, dan mereka selalu tambah saat makan," kata Uli di The Kaldera Toba.
Advertisement
Baca Juga
Diungkapkan Uli, masakan Indonesia, khususnya khas Sumut dihidangkan sebagai bentuk untuk memperkenalkan kekayaaan kuliner yang ada. Dihidangkan pada momentum W20 Summit di Danau Toba, juga agar para delegasi mengetahui keberagaman kuliner Indonesia.
"Mereka sangat menyukai masakan Indonesia. Apalagi rendang dan sambal andaliman yang membuat mereka ketagihan," ungkapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Manortor di Huta Siallagan
Usai dari The Kaldera Toba, para delegasi W20 Summit dibawa ke Huta Siallagan, sebuah kawasan wisata di tepian Danau Toba, peninggalan budaya Batak Toba dengan latar belakang Rumah Bolon, menggunakan KMP Kaldera Toba.
Huta Siallagan terletak di Desa Siallagan Pinda Raya, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumut. Di lokasi ini, para delegasi disambut dengan tari-tarian dan musik khas Batak Toba, bahkan mereka juga diajak manortor.
Pantauan Liputan6.com, sebelum manortor, para delegasi tampak serius mendengarkan sejarah tentang Huta Siallagan dan kisah-kisah tentang apa-apa saja yang pernah terjadi di lokasi yang sudah ada sejak ratusan tahun tersebut.
Setelah itu, para delegasi W20 Summit dari berbagai negara diinstruksikan oleh salah satu tetuah adat Huta Siallagan untuk berbaris, kemudian manortor dengan para warga setempat. Senyum semringah pun tampak dari wajah-wajah para delegasi saat manortor.
Bupati Samosir, Vandiko Timotius Gultom, yang turut mendampingi para delegasi mengaku bangga wilayahnya menjadi salah satu yang dikunjungi para delegasi W20 Summit. Menurutnya, kunjungan ini menjadi pemicu peningkatan pariwisata Danau Toba, khususnya Samosir.
"Apalagi mereka (delegasi) memiliki keluarga, dan saat pulang ke negaranya akan bercerita tentang keindahan Danau Toba, dan harapan kita akan kembali lagi ke mari bersama keluarganya," kata Vandiko.
Menurut Vandiko, keterlibatan perempuan di Samosir sangat penting. Dicontohkannya, banyak para pedagang souvenir dari kaum perempuan, yang tentunya juga menjadi tulang punggung untuk menopang ekonomi keluarga.
"Lihat saja, banyak perempuan yang terlibat dalam industri pariwisata di sini, harapan kita W20 ini membuat suara dan hak para perempuan, khususnya di Samosir semakin diperhitungkan lagi," sebutnya.
Advertisement
Sejarah Singkat Huta Siallagan
Pengelola Geosite Ambarita, Tuktuk, Tomok (Amtuto), yang juga Juru Bicara Huta Siallagan, Melani Butarbutar mengatakan, Huta Siallagan adalah sebuah kampung yang dibentuk para orang tua terdahulu.
"Huta Siallagan ini dibentuk oleh kelompok Marga Siallagan, yang dulu rajanya ada. Itulah yang mengayomi semuanya," kata Melani kepada Liputan6.com.
Huta Siallagan dibentuk sekitar 400 tahun lalu. Membentuk huta ini dimulai dengan kayu, yang kemudian tumbuh di lokasi yang saat ini disebut Huta Siallagan. Sebab jika kayu tumbuh menjadi pohon, maka dipastikan ada air. Karena air sumber penghidupan.
Saat ini masih banyak peninggalan sejarah di Huta Siallagan. Peninggalan sejarah tersebut tersimpan di museum. Ada juga Rumah Bolon, yang berada di areal Huta Siallagan. Kemudian kursi dan meja batu yang dahulunya digunakan para raja untuk bersidang.
"Dahulu, kalau ada persoalan-persoalan di wilayah ini, disidang di batu itu. Setelah diputuskan, makan dilakukan ekskusi. Tempat eksekusi juga saat ini masih ada," sebutnya.
Huta Siallagan memiliki luas sekitar 1,5 hingga 2 hektare, dan masih berdiri tegak sejumlah Rumah Bolon, Bahkan salah satu bangunannya ada yang sudah berusia ratusan tahun, dan ditempati para keluarga dan keturunan-keturunan raja.
Soal kunjungan delegasi W20 Summit ke Huta Siallagan, Melani mengaku sangat bangga. Diharapkan, para delegasi bisa mengenalkan Huta Siallagan ke dunia. "Peran perempuan di sini sangat bagus, mereka juga banyak terlibat dalam pengembangan wisata," ujarnya.
Kabarkan Keindahan Danau Toba
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengharapkan para delegasi yang hadir pada acara W20 Summit di Danau Toba bisa mengabarkan ke negaranya masing-masing tentang keindahan danau terluas di Asia Tenggara.
"Saya harapan para delegasi W20 bisa mengabarkan ke negaranya bahwa Danau Toba adalah destinasi yang memiliki keindahan alam dan kerberagaman budaya," kata Sandiaga.
Menurut Sandiaga, para delegasi yang datang ke acara W20 di Danau Toba sebagai tamu, dan setelah pulang dianggap sebagai keluarga. Para delegasi ini akan menceritakan keindahan Danau Toba, dan mengajak keluarganya untuk kembali.
"Sesuai dengan target kita, menciptakan pariwisata lebih berkualitas dan berkelanjutan lingkungan," Sandiaga menandaskan.
Advertisement