Mengenal Raja Muhammad, Mahasiswa Termuda UGM 2022 yang Masih Berusia 15 Tahun

Raja Muhammad Hayuri Islami tak menyangka jika ia akan dipanggil ke depan panggung bersama Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, SP.OG (K), Ph.D., dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru di lapangan Grha Sabha Pramana, Senin (1/8).

oleh Yanuar H diperbarui 04 Agu 2022, 04:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2022, 04:00 WIB
Ilustrasi Mahasiswa UGM
Ilustrasi Mahasiswa UGM. Foto : ugm.ac.id

Liputan6.com, Yogyakarta - Raja Muhammad Hayuri Islami mengaku bangga menjadi mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada pada usia 15 tahun 11 bulan 11 hari. Remaja asal Pekanbaru, Provinsi Riau, ini dinobatkan sebagai mahasiswa termuda UGM pada tahun ini setelah diterima di Fakultas Filsafat UGM. 

"Saya bangga dan senang bisa masuk UGM," kata anak pertama ini dalam keterangan resmi UGM, Rabu (3/8/2022).

Raja mengaku bisa masuk UGM pada usia muda karena ia masuk bangku sekolah dasar pada usia 5 tahun. Walaupun paling muda di sekolah, tetapi teman-teman sebayanya banyak yang tidak tahu bahwa ia paling muda di kelas karena fisiknya hampir sama dengan teman sekelasnya. 

"Sejak SD tidak terlalu terganggu, tidak ada yang peduli dengan usia saya yang muda tidak ada yang terlalu memperhatikan," katanya.

Raja mengaku meski usia muda, ia mampu menunjukkan prestasi di kelas. Selama di bangku sekolah dasar ia selalu berada di rangking tiga besar sehingga ia bisa mempercepat studinya dan menjadi mahasiswa termuda UGM. 

"Dari SD saya selalu berada di tiga besar. Di SMP mungkin lagi masa pubertas, biasa saja tidak rangking," katanya.

Saat di bangku menengah atas, Raja ikut mendaftar program akselerasi dan ia diterima program akselerasi di kelas IPS. Di kelas IPS hanya tujuh anak yang ikut program akselerasi sehingga Raja bisa menyelesaikan bangku MAN Negeri 2 Pekanbaru dalam waktu dua tahun.  

"Karena program akselerasi, kita diharuskan untuk belajar dan memahami lebih cepat dari siswa yang lain. Saya di program itu tidak ikut ekstrakurikuler atau organisasi," katanya.

Selama di program akselerasi, ia tidak memikirkan soal rangking, namun untuk pelajaran seperti sosiologi, ekonomi, sejarah, dan geografi ia mendapat nilai akademik yang cukup baik. 

"Untuk mata pelajaran paling tinggi nilai sosiologi," ujar mahasiswa termuda UGM ini.

Soal ketertarikannya dengan filsafat, Raja mengaku bahwa ia sudah tertarik dengan filsafat saat berada di kelas sepuluh SMA lewat buku dan internet. 

"Saya mengenal filsafat itu ketika saya di kelas sepuluh. Saya sejak kecil sering menggunakan logika filsafat berarti selama ini saya menerapkan nilai-nilai filsafat," kata Raja yang bercita-cita setelah lulus akan meneruskan kuliah S2 di jurusan yang sama.

 

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya