Liputan6.com, Ternate - Seorang remaja atas nama Farjan Idham (15) ditemukan tewas usai diterkam buaya Danau Tolire, Kota Ternate. Jasadnya sempat menghilang selama tiga hari sebelum akhirnya ditemukan warga dibantu tim Basarnas Ternate, Kamis kemarin (5/8/2022).
"Korban pertama kali ditemukan masyarakat setempat yang ikut terlibat dalam operasi pencarian. kondisi korban mengapung di tepian danau dan masyarakat kemudian meminta bantuan Tim SAR Gabungan untuk melakukan evakuasi ke atas tebing," kata Kepala Basarnas Ternate, Fathur Rahman.
Fathur mengatakan, korban berhasil dievakuasi dari Danau Tolire ke daratan sekitar pukul 13.11 WIT oleh Tim SAR Gabungan, kemudian korban dievakuasi menggunakan tali dan tandu menuju ke atas tebing. Setelah berhasil di evakuasi korban langsung dibawa ke rumah duka untuk diserahkan kepada pihak keluarga.
Advertisement
Proses evakuasi korban sempat mengalami beberapa kendala, antara lain kondisi medan tebing yang sangat terjal dan keberadaan binatang buas yaitu buaya, sehingga sangat berisiko bagi keselamatan Tim SAR Gabungan.
Usai kejadian itu, hingga kini objek wisata Danau Tolire di Kota Ternate, masih ditutup untuk sementara.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Buaya Tidak Bisa Direlokasi
Terkait keberadaan buaya tersebut, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku, menyatakan tidak mungkin dilakukan evakuasi buaya dari Danau Tolire di Kota Ternate, meski keberadaan satwa liar itu sudah merenggut korban jiwa.
"Untuk evakuasi buaya tidak ada, paling meningkatkan sosialisasi dan mendorong pihak pengelola untuk menambah dan pemasangan tanda larangan saja,” kata Polisi Hutan (Polhut) yang juga Humas BKSDA Maluku, Seto.
Seto menyatakan hal itu menanggapi insiden seorang remaja di Ternate yang tewas diterkam buaya saat memancing di Danau Tolire.
Menurut dia, Danau Tolire merupakan habitat buaya dan sudah ada larangan untuk warga turun ke wilayah danau tersebut. Selain bahaya serangan buaya, daerah itu juga berbahaya karena rawan longsor dari tebing-tebing danau.
"Sebetulnya masyarakat sudah mengetahui bahwa di danau tersebut merupakan habitat buaya, tapi saya juga tidak tahu, kok mereka sampai berani turun ke bawah, padahal kalau ketahuan masyarakat atau petugas pasti dilarang," terangnya.
Karena itu, BKSDA Maluku meminta kepada pengelola Danau Tolire untuk memperbanyak pemasangan tanda larangan di kawasan danau untuk mengantisipasi serangan buaya terjadi lagi.
Seto mengimbau kepada masyarakat sekitar Danau Tolire untuk tidak mendekati kawasan sekitar danau, demi keselamatan diri dari serangan buaya.
“Kami tetap akan segera mungkin berkoordinasi dengan pengelola kawasan untuk menambah dan memasang tanda larangan,” kata Seto.
Sebelumnya dikabarkan Farjan Idham diterkam buaya saat memancing di Danau Tolire pada Selasa (2/8/2022). Dari rekaman kamera drone petugas Tim SAR, terlihat jasad korban mengapung di tepi sungai, sementara tak jauh disamping korban terlihat seekor buaya.
Walaupun sudah ditemukan, namun upaya evakuasi terhadap Jasad korban diakui Tim SAR masih terkendala akses untuk turun ke sekitar lokasi yang cukup menantang itu. Selain itu, posisi jenazah juga masih dekat dengan buaya. Tim SAR gabungan akhirnya baru bisa mengevakuasi jenazah pada Kamis (4/8/2022). Jenazah kini sudah diserahkan kepada keluarganya.
Advertisement