Tak Stabilnya Ketersediaan Benang Pengaruhi Produksi Tenun Sumut, Terutama Harga

Tidak stabilnya ketersediaan benang ternyata memengaruhi produksi pengerajin, terutama masalah harga. Hal ini menjadi perhatian serius Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Sumatera Utara (Dekranasda Sumut) Nawal Lubis.

oleh Reza Efendi diperbarui 29 Agu 2022, 19:07 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2022, 19:07 WIB
Nawal Lubis
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Sumatera Utara (Dekranasda Sumut) Nawal Lubis

Liputan6.com, Pematang Siantar Tidak stabilnya ketersediaan benang ternyata memengaruhi produksi pengrajin tenun, terutama masalah harga. Hal ini menjadi perhatian serius Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Sumatera Utara (Dekranasda Sumut) Nawal Lubis.

Nawal mengaku telah membahas persoalan ketersediaan benang tersebut dengan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Aspan Sofian. Tahun depan, mereka akan berupaya memperlancar distribusi benang ke Sumut.

"Kita upayakan distribusi benang. Kita akan buat distributor atau bagaimana nantinya, tetapi yang pasti akan diupayakan tahun depan," kata Nawal saat membuka Pelatihan Perwarnaan Alami Zona Dataran Tinggi 1, di Hotel Horison, Kota Pematangsiantar, Senin (29/8/2022).

Menurut Nawal, melalui ketersediaan benang dan pewarna alami, tenun Sumut akan lebih bersaing. Apalagi menurutnya, hasil tenun Sumut sangat diminati masyarakat baik dalam maupun luar negeri.

"Produk kita sangat diminati. Kemarin waktu Ibu Panglima TNI, Ibu Hetty, borong hasil tenun Sumut. Begitu juga saat W20, mereka suka sekali dengan tenun kita," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Pewarna Alami

Nawal Lubis
Pengrajin butuh distributor benang agar harganya stabil dan lebih murah. Dengan begitu pengrajin tetap bisa berproduksi dengan lancar dan harga produknya tidak tinggi

Nawal Lubis juga mengatakan, pewarna alami saat ini memiliki nilai jual yang bagus. Bahan baku yang sering dijadikan pewarna alami seperti tawas, tunjung, kayu zior, secang, kayu kuning atau, jolawe.

"Produk ramah lingkungan banyak dilirik saat ini. Kita punya banyak bahan baku, dan konsep-konsep go green, back to nature, diminati. Jadi, produk kita harus unggul di situ," ucapnya.

Ketua Dekranasda Pematang Siantar, Kusma Erizal Ginting mengatakan, pengrajin butuh distributor benang agar harganya stabil dan lebih murah. Dengan begitu pengrajin tetap bisa berproduksi dengan lancar dan harga produknya tidak tinggi.

"Ada 347 pengrajin di sini. Tetapi karena bahan bakunya kadang sulit, jadi produksi mereka tidak stabil. Kalau ini kita selesaikan, cost produksi tentu berkurang signifikan," sebut Kusma.


Kembangkan Kain Tenun Sumut

Nawal lubis
Melalui ketersediaan benang dan pewarna alami, tenun Sumut akan lebih bersaing. Apalagi, hasil tenun Sumut sangat diminati masyarakat baik dalam maupun luar negeri

Pelatihan ini akan berlangsung selama 4 hari, mulai 29 Agustus hingga 1 September 2022, diikuti 20 pengrazin dari Zona Dataran Tinggi Sumut. Diharapkan peserta yang hadir menjadi agen-agen didaerahnya untuk mengembangkan kain tenun Sumut.

"Setelah kegiatan ini kami harap peserta bisa membagikan ilmunya dan menjadi agen-agen perubahan di tempatnya masing-masing," tambah Kusma.


Para Tamu yang Hadir

Pelatihan Tenun
Pelatihan ini akan berlangsung selama 4 hari, mulai 29 Agustus hingga 1 September 2022

Hadir pada pelatihan tersebut, Sekretaris Dekranasda Sumut Hasnah Lely, Ketua Dekranasda Kabupaten Simalungun Ratnawati Radiapoh Hasiholan Sinaga dan Ketua Dekranasda Kabupaten Humbahas Kristina Dosmar Banjarnahor.

Hadir juga advisor community development Toba Tenun Erlina Pardede dan OPD terkait Pemprov Sumut, serta Pemko Pematang Siantar.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya