Ribuan Umat Ikut Prosesi Perarakan Salib Memperingati 154 Tahun Gereja Katolik di Manado

Ribuan umat Katolik yang tergabung dalam Legio Christi mengarak salib suci dari Keuskupan Manado menuju Wisma Lorenzo Geralda Lotta, Kabupaten Minahasa, Sulut.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 15 Sep 2022, 21:24 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2022, 21:08 WIB
Uskup Manado Mgr Benedictus Esthepanus Rolly Untu MSC memimpin perayaan 154 tahun Gereja Katolik di Sulut.
Uskup Manado Mgr Benedictus Esthepanus Rolly Untu MSC memimpin perayaan 154 tahun Gereja Katolik di Sulut.

Liputan6.com, Manado - Proses perarakan salib menandai peringatan 154 tahun kembalinya Gereja Katolik di Keuskupan Manado, Sulut, Rabu (14/9/2022).

Ribuan umat Katolik yang tergabung dalam Legio Christi mengarak salib suci dari Keuskupan Manado menuju Wisma Lorenzo Geralda Lotta, Kabupaten Minahasa, Sulut.

"Ini bentuk penghormatan terhadap salib suci, sekaligus memperingati 154 tahun kembalinya Gereja Katolik di Keuskupan Manado,” ungkap FC Lock Kojongian dari Legio Christi Provinsial.

Setelah tiba di Wisma Lorenzo Geralda Lotta, digelar apel akbar yang dihadiri Uskup Manado Mgr Benedictus Esthepanus Rolly Untu MSC.

"Saya meminta kepada Legio Christi untuk dapat menjadi pembawa damai keluarga dan umat Katolik, serta seluruh umat manusia," ujar Untu.

Pelaksanaan apel dan perarakan salib itu juga dirangkaikan dengan perayaan 5 tahun Episcopal atau petahbisan Uskup Manado serta 154 tahun kembalinya Gereja Katolik di Keuskupan Manado.

Pada kesempatan itu, Uskup Manado mengajak seluruh umat untuk dapat refleksikan arti salib dalam kehidupan berbudaya.

"Pertumbuhan iman Katolik lewat tanda salib bertumbuh dalam budaya dan bahasa yang kita pakai," kata Uskup Manado.

Dia menagatakan, kiranya umat dapat melihat kembali makna salib dalam kehidupan seharinya. Karena lewat salib itu digambarkan bahwa keselamatan dunia dimulai dari salib yang ditinggikan.

Diketahui, peringatan 154 tahun kembalinya Gereja Katolik di Keuskupan Manado berdasarkan hitungan 14 September 1868 yang berawal dari Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut.

Sebelum masa itu, Gereja Katolik pernah masuk melalui para misionaris Spanyol namun tidak mengalami perkembangan.

 

Simak juga video pilihan berikut: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya