Usai Keguguran, Warga Pesisir Barat Lampung Ditandu 18 Kilometer ke Puskesmas karena Jalan Rusak Berat

Rekaman video menunjukkan perjuangan warga Desa Way Hayu, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung melintasi jalan berlumpur untuk menuju Puskesmas terdekat.

oleh Ahmad Husin diperbarui 05 Okt 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2022, 16:00 WIB
Rekaman video warga yang sakit ditandu menuju Puskesmas
Rekaman video menunjukkan perjuangan sejumlah warga di Desa Way Hayu, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung melintasi jalan berlumpur untuk menuju Puskesmas terdekat.

Liputan6.com, Lampung - Rekaman video menunjukkan perjuangan sejumlah warga di Desa Way Hayu, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung melintasi jalan berlumpur untuk menuju Puskesmas terdekat.

Video tersebut viral di jagad media sosial, lantaran perempuan yang sedang sakit ini terpaksa ditandu menggunakan bambu dan kain karena akses jalan penghubung rusak berat.

Kondisi jalan rusak menyulitkan ambulans untuk masuk ke desa. Tak ayal, warga terpaksa menempuh jarak kurang lebih 18 kilometer dengan berjalan kaki.

Keterangan warga sekitar, Wayan Sudana mengatakan perempuan yang ditandu bernama Satinah. Dia sakit akibat keguguran kandungan pada 24 September 2022 lalu.

Kondisi tubuh Satinah belum pulih sepenuhnya. Sehingga perlu penanganan medis lebih lanjut. "Sisa keguguran itu belum dibersihkan, makanya kita supaya dapat penanganan kita bawa turun menuju Puskesmas," ucap Wayan, Selasa (4/10/2022).

Menurutnya, kondisi jalan yang rusak parah sehingga tidak memungkinkan untuk dilalui oleh kendaraan. Termasuk kendaraan roda dua pun kesulitan melintasi jalur tersebut.

Alhasil warga pun berinisiatif membawa Satinah dengan cara ditandu dengan menempuh perjalanan darat sekitar 5 jam perjalanan. Wayan mengatakan, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses darat untuk cepat sampai ke puskesmas. Bisa menggunakan jalur laut, tetapi perlu waktu lebih lama lagi.

"Karena jalan rusak berat, kan mobil enggak bisa lewat. Jadi ambulans yang bawa Satinah ke Puskesmas menunggu di bawah," katanya.

Menurut Wayan, di Desa mereka hanya ada 1 orang tenaga bidan. Namun, karena tenaga dan peralatan yang tidak memadai, sehingga mengharuskan Satinah dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

Warga sekitar sangat berharap pemerintah daerah maupun pusat, untuk memperhatikan lagi kondisi kehidupan, sarana prasarana pendukung bagi masyarakat di lokasi terpencil seperti di Desa Way Hayu ini.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya