Menilik Keunikan Kucing Raas, Satwa Endemik Pulau Madura

Secara morfologi, bentuk wajah dan postur kucing lokal tersebut mirip hewan leopard dan kucing hutan.

oleh Panji Prayitno diperbarui 13 Okt 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2022, 16:00 WIB
Menilik Keunikan Kucing Raas, Satwa Endemik Pulau Madura
Kucing Busok asal pulau Raas Madura merupakan satwa endemik. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kucing busok merupakan salah satu satwa endemik yang hanya ada di Madura Jawa Timur khususnya di Pulau Raas.

Pulau Raas merupakan sebuah pulau seluas 39 kilometer persegi yang dapat ditempuh selama enam jam perjalanan laut dari Sumenep Jawa Timur.

Jika dari Pelabuhan Jangkar Situbondo, kita dapat menumpang kapal feri KM Dharma Kartika berkapasitas 350 orang yang berlayar beberapa kali dalam sepekan dengan tujuan Raas serta Sapudi.

Secara morfologi, bentuk wajah dan postur kucing raas tersebut mirip hewan leopard dan kucing hutan lebih besar dari kucing kampung.

Bentuk mukanya agak persegi di bagian atas dan agak lancip di bagian dagunya. Hidungnya berukuran sedang dan sedikit melengkung ke bawah di atas kulit hidung, mirip seperti hidung singa. 

Bentuk telinganya tajam dan agak mencuat ke atas. Warna bulunya abu-abu kebiruan polos dan oleh masyarakat setempat dinamai sebagai kucing busok. 

Para pecinta kucing nasional mengenalnya sebagai kucing raas atau kucing madura. Warna bulunya yang halus dan mengilat seperti perak di ujung bulu.

Sekilas Kucing Raas mirip dengan kucing ras Eropa ternama. Seperti kucing biru rusia (russian blue) dan kucing bulu pendek inggris (british short hair). 

Tekstur bulu kucing busok juga lebih tebal dari kucing kampung pada umumnya.

Peneliti biologi Ronny Rachman Noor pernah melakukan penelitian fenotipe dan genotipe terhadap kucing busok ini pada 2009 di Pulau Madura. 

Menurut Ronny seperti dikutip dari laporan penelitiannya yang dimuat pada jurnal Lembaga Penelitian dan Pengabdian Mayarakat IPB University, kucing busok merupakan bagian dari ras kucing Asia yang ditandai dengan bentuk ekor yang bengkok di ujungnya (kinky tail).  

Saksikan video pilihan berikut ini:

Genetika

Dalam penelitiannya, Ronny juga menemukan fakta bahwa kucing busok tak hanya berwarna abu-abu saja. Ada juga, yang berbulu cokelat susu di sebagian besar tubuhnya. 

Warna cokelat lebih pekat juga terdapat pada ujung telinga, ujung hidung, ujung kaki dan ujung ekor, mirip seperti kucing birma. Masyarakat Madura menamai jenis busok ini sebagai kucing kecubung.

Guru Besar Pemuliaan dan Genetika dari Fakultas Peternakan IPB University ini menemukan fakta bahwa kucing busok memiliki variasi genetika yang masih tinggi dan tergolong langka. Pasalnya, kucing ini tidak ditemukan di luar Pulau Madura.

Sehingga, ia meyakini, ini adalah ras asli Indonesia seperti halnya anjing kintamani dan anjing bernyanyi papua. Ia menyebut bahwa kucing busok mirip dengan jenis kucing korat dari Thailand

Ditinjau dari ilmu genetika, busok dan kecubung tergolong warna resesif yang jarang muncul. Warna kecubung ini diakibatkan oleh gen C dan B yang berpasangan dalam keadaan homozygot

Kucing berwarna kecubung ini biasanya memiliki warna mata biru. Sedangkan, warna busok muncul akibat adanya gen D yang merupakan dilusi bersifat resesif.

Jika gen ini dalam keadaan homozygot, maka mampu mendilusi warna hitam menjadi abu kebiruan. Ronny menduga tingkat perkawinan keluarga (inbreeding) sangat dominan dalam ras kucing busok sehingga hanya terdapat dua warna, abu kebiruan dan kecubung alias cokelat kehitaman.

Artinya, terjadi banyak gen letal dan resesif yang memiliki sifat mematikan jika berada dalam kondisi homozygot. Gen letal ikut menyumbang kematian yang cukup tinggi pada kucing busok karena adanya kawin keluarga.

Hal ini pula yang membuat Ronny kesulitan untuk menemukan kucing-kucing busok dalam aktivitas penelitiannya.

Semula, kucing busok ini pernah menjadi cinderamata untuk dihadiahkan kepada para tamu istimewa yang berkunjung ke Pulau Garam pada era 1990-an.

Seiring semakin langkanya keberadaan kucing tersebut di habitat aslinya, Pemerintah Kabupaten Sumenep pun melarang hal tersebut.

Masyarakat Pulau Raas pun melarang warga pendatang untuk membawa pergi kucing busok keluar pulau. Jika hal itu tetap dilakukan maka si kucing wajib dikebiri atau disteril terlebih dulu demi menjaga kemurnian ras kucing tersebut.

Upaya untuk menjaga keberadaan kucing ini di habitat aslinya ikut didukung oleh mitos-mitos yang berkembang di masyarakat Pulau Raas.

Beberapa di antaranya yakni kucing busok dapat mendatangkan nasib baik dan rezeki bagi pemeliharanya.

Di samping itu, kucing busok juga dipercaya masyarakat setempat memiliki kemampuan mistis dan bagi siapa saja yang membawanya keluar dari Pulau Raas akan mendatangkan kesialan.

Agar bisa diakui sebagai ras kucing dunia seperti halnya anjing kintamani sebagai anjing ras dunia, diperlukan sejumlah tahapan. Setidaknya ada dua tahapan perlu dilalui untuk jadi satu ras baru diakui dunia. Pertama, membuktikan kemurnian gen sampai tiga generasi.

Kedua, Indonesia harus melakukan presentasi dalam forum internasional di hadapan World Cat Congress, organisasi berisi gabungan federasi dan asosiasi pelestari ras kucing dunia yang berdiri pada 1994.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya