Liputan6.com, Bandung - Hari ini, 24 Oktober 2022 diperingati sebagai Hari Dokter Nasional. Peringatan tersebut bertepatan dengan hari jadi dari Ikatan Dokter Indonesia atau IDI.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari Instagram resmi IDI, tema dari peringatan tahun ini adalah "Berbakti untuk Negeri, Mengabdi untuk Rakyat". Sementara, situs Kemkes menjelaskan bahwa Hari Dokter di Indonesia terbentuk pada 1950.
Ikatan Dokter Indonesia sendiri mempunyai perjalanan yang panjang dalam pembentukannya. Sempat berganti-ganti nama beberapa kali perkumpulan para dokter Indonesia ini sudah hadir bahkan sebelum kemerdekaan Indonesia.
Hadir pada 1911, saat itu terbentuk sebuah perkumpulan dokter di nusantara bernama Vereniging van Indische Artsen.
Dikutip dari laman IDI, Ikatan Dokter Indonesia resmi terbentuk setelah 15 tahun hadir. Pada 1926, perkumpulan ini mengganti namanya menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VIG). Menurut sekretaris VIG Prof. Bahder, pada 1928-1938 perubahan nama tersebut berdasarkan dari timbulnya rasa nasionalisme.
Saat itu, dokter pribumi dianggap sebagai dokter kelas dua. Maka dari itu kata "indische" berubah menjadi “Indonesische” dalam VIG tersebut.
Bahder juga menjelaskan bahwa tujuan dari VIG adalah untuk menyuarakan pendapat dari dokter serta pada masa itu persoalan utamanya adalah untuk mempersamakan kedudukan antara dokter pribumi serta dokter Belanda berdasarkan dari segi kualitasnya.
Kongres Solo
Kemudian pada 1940, VIG pun mengadakan sebuah kongres di Solo di mana kongres tersebut dibina oleh Prof Bahder Djohan dalam memikirkan istilah baru dalam dunia kedokteran. Ada sekitar 3.000 istilah baru dalam dunia kedokteran dan usaha dari VIG juga ingin meningkatkan gaji atau upah para dokter ‘melayu’ untuk bisa mempunyai derajat yang sama rata dengan dokter Belanda.
Akhirnya berhasil lah mencapai 70% dari jumlah semula 50% dan juga hadirnya sebuah kesempatan serta pendidikan bagi para dokter ‘melayu’ menjadi asisten dengan prioritas utama. Namun, pada 1943 di masa pendudukan Jepang setelah tiga tahun telah berlalu dari kongres tersebut, VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa izi Hooko-kai.
Advertisement
Terbentuknya Organisasi IDI
Akhirnya tepat pada 30 Juli 1950, melalui usul dari Dr Seni Sastromidjojo dan beberapa organisasi seperti Persatuan Thabib Indonesia (PB Perthabin) dan Perkumpulan Dokter Indonesia (DP-PDI) membuat sebuah pertemuan.
Melalui pertemuan tersebut akhirnya terbentuk Muktamar Dokter Warga Negara Indonesia (PMDWNI) yang diketuai oleh Dr Bahder Djohan.
Pertemuan tersebut mempunyai tujuan dalam membentuk atau mendirikan suatu perkumpulan dokter Warga Negara Indonesia yang baru serta menjadi wadah representasi bagi dunia dokter di Indonesia baik dalam serta keluar negeri.
Sampai akhirnya pada 22-25 September 1950 Muktamar pertama Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) pun digelar di kawasan Deca Park dan akhirnya diresmikan pada bulan Oktober. Dalam gelaran Muktamar IDI tersebut DR. Sarwono Prawirohardjo terpilih menjadi Ketua Umum IDI yang pertama.
Pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris. Peristiwa ini menjadi penanda ditetapkannya hari jadi IDI pada tanggal tersebut dan selanjutnya juga diperingati sebagai Hari Dokter Nasional di Indonesia.
IDI bertujuan untuk memadukan segenap potensi dokter dari seluruh Indonesia, menjaga dan meningkatkan harkat dan martabat serta kehormatan profesi kedokteran, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, serta meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia untuk menuju masyarakat sehat dan sejahtera.