Cerita Inspiratif Samuel Eto'o, Sempat Tinggal di Lingkungan Kumuh hingga Sukses Jadi Pemain Bintang

Tak seru rasanya jika hanya membahas Kamerun di Piala Dunia 2022 tanpa tahu cerita inspiratif mantan pemain Kamerun yang sukses mencuri perhatian banyak orang, Samuel Eto'o.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Nov 2022, 18:07 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2022, 18:07 WIB
Foto: Daftar 5 Debutan Termuda Sepanjang Sejarah Piala Dunia, Termasuk Bintang Kamerun Samuel Eto'o
Di samping sebagai ajang pemain-pemain berpengalaman untuk unjuk kebolehan, ajang Piala Dunia yang digelar setiap 4 tahun sekali juga menjadi arena para pemain muda beradu skill. Tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi para pemain muda yang telah dipercaya untuk menjalani debut di pesta sepak bola terbesar di dunia tersebut. Tercatat, lima pemain berikut menjadi pemain termuda saat melakukan debut di ajang Piala Dunia. (AFP/Issouf Sanogo)

Liputan6.com, Jakarta - Tak seru rasanya jika hanya membahas Kamerun di Piala Dunia 2022 tanpa tahu cerita inspiratif mantan pemain Kamerun yang sukses mencuri perhatian banyak orang, Samuel Eto'o.

Piala Dunia edisi kali ini, Eto'o kerap dielu-elukan menjadi sosok inspiratif bagi semua pemain Kamerun.

Dilansir dari Aljazeera.com, mantan penyerang Inter Milan dan Barcelona itu menyimpan cerita masa kecilnya di distrik New Bell. Ia terus berusaha melatih dirinya di lapangan sepanjang 100 meter dan tidak terawat.

Perjuangan Eto'o menjadi seorang bintang tak semudah yang banyak orang bayangkan, sejak kecil di hidup di lingkungan kumuh dan dalam kondisi perekonomian serba kekurangan. Namun, ia tak pernah menyerah untuk merubah nasib lewat hobi bermain bola sejak kecil.

Pria kelahiran Younde, Kamerun itu tumbuh menjadi lelaki yang tanggung dan pantang menyerah. Berawal dari sepak bola jalanan hingga ia menjadi striker paling mematikan di dunia sepak bola.

Terdapat cerita menarik masa muda Samuel Eto'o dari kawan seperjuangannya yang bernama Dominique Essindi. Ia mengatakan bahwa Samuel Eto'o merupakan orang yang pantang menyerah dan sangat gigih.

"Samuel tidak pernah menyukai kekalahan," kata Essindi.

"Saya ingat kami bertanding di Ecole Publique de New Bella Bassa, Eto'o datang terlambat saat kami tertinggal dua gol. Ia ingin memasuki lapangan, tetapi pelatih menahannya di bangku cadangan. Eto'o sangat marah, setelah ia masuk, ia bermain sangat bagus dan sukses menyamakan kedudukan," pungkasnya.

Awalnya, Essindi dan rekan-rekan satu timnya tidak menyangka kalau Eto'o akan menjadi pemain bintang.

"Orang mengira teman-temannya, Ghislain Chameni, Jean Ondoa dan adiknya David Eto'o akan tumbuh menjadi pemain profesional," lanjutnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya