Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Asal-Usul Nasi Krawu Gresik

Pada kurun 1960-an, ada seorang ibu yang berjualan nasi krawu di Bangkalan, tetapi kurang mendapat respon pasar.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 21 Des 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2022, 14:00 WIB
Nasi krawu khas Gresik Jawa Timur. (Liputan6.com/ ist)
Nasi krawu khas Gresik Jawa Timur. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Gresik - Awal Desember lalu, ada satu lagi kuliner Gresik yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kuliner tersebut adalah nasi krawu.

Penetapan nasi krawu sebagai WBTB melengkapi tiga WBTB asal Gresik sebelumnya, yakni sanggring gumeno (kolak ayam), tradisi gulat okol (menganti), dan damar kurung. Penetapan WBTB ini diawali dengan proses pengajuan hingga menjalani sejumlah tahapan, mulai dari verifikasi, uji kelayakan, dan seterusnya.

Mengutip dari beberapa sumber, sebenarnya nasi krawu bukan berasal dari Gresik, melainkan dari Bangkalan, Madura. Pada kurun 1960-an, ada seorang ibu yang berjualan nasi krawu di Bangkalan, tetapi kurang mendapat respon pasar.

Akhirnya, nasi krawu dijual di Gresik, terutama di wilayah pelabuhan. Ternyata, nasi krawu justru laris manis di wilayah tersebut.

Nama nasi krawu disematkan lantaran cara pengambilan nasi dan lauk yang menggunakan jemari secara langsung. Dalam bahasa Jawa, hal tersebut dikenal dengan krawukan atau dikrawuk.

Nasi krawu merupakan sajian berupa nasi dengan komponen pelengkap yang terdiri dari lauk, serundeng, dan sambal. Lauk nasi krawu umumnya terbuat dari daging yang direbus hingga bertekstur empuk dan berserat, kemudian disuwir.

Makanan ini dimasak menggunakan bumbu dan rempah khas. Bahan tambahan yang dipakai dalam daging suwir tersebut salah satunya adalah gula yang sangat berpengaruh dalam pembentukan rasa dan warna.

Nasi krawu juga disajikan dengan serundeng. Serundeng yang digunakan umumnya terdiri dari dua jenis warna, yakni kuning dan merah.

Serundeng dibuat dari parutan kelapa yang dimasak dengan cara ditumis bersama bumbu dan rempah hingga kering. Adapun pelengkap nasi krawu lainnya adalah sambal.

Bukan sembarang sambal, sambal yang digunakan adalah sambal yang terbuat dari petis, bawang putih, serta cabai rawit. Sambal petis ini memiliki cita rasa khas, berbeda dengan sambal terasi.

Saat ini, ada banyak penjual nasi krawu di Gresik. Sebagian dari mereka merupakan warga Gresik keturunan Madura.

Harga nasi krawu pun relatif terjangkau, bergantung dengan jenis lauknya. Makin banyak lauk yang dicampur, maka makin mahal harganya. Sajian ini biasanya dijual dengan harga kisaran Rp20.000 hingga Rp30.000 per porsi.

Terkait penyajiannya, beberapa tempat memiliki cara penyajian yang berbeda. Ada yang menyajikan nasi krawu dengan memakai daun pisang, tetapi ada pula yang sudah menggunakan piring.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya