Liputan6.com, Sukoharjo - Kecamatan Polokarto menjadi kecamatan penyumbang kasus stunting tertinggi di Kabupaten Sukoharjo. Untuk menekan angka stunting agar tak semakin bertambah, stake holder terkait menggelar tanam 10 ribu pohon alpukat. Alpukat yang memiliki kandungan nutrisi tinggi itu diharapkan mampu menjadi penambah asupan makanan untuk warga Polokarto, sekaligus bisa menjadi pemasukan warga masyarakat daerah tersebut.
Camat Polokarto, Hery Mulyadi menyebut pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak melakukan kegiatan penanaman pohon alpukat tersebut sebagai penyokong ketahanan pangan di wilayahnya dan menekan angka stunting.
Penanaman pohon tersebut dilakukan di beberapa titik sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan sebagai salah satu upaya untuk menekan angka stunting. Seperti diketahui, Kecamatan Polokarto menjadi penyumbang angka tertinggi balita dengan kekurangan gizi atau stunting.
Advertisement
Baca Juga
"Penanaman pohon secara serentak kami lakukan di 17 desa dengan target rencana 25 hektare ditanami alpukat. Saat ini, sudah terealisasi 15 hektare," kata Hery ditemui usai penanaman alpukat di Desa Kemasan, Senin (23/1/2023).
Dirinya menyebut penanaman pohon alpukat itu sebagai salah satu program ketahanan pangan dalam rangka menekan angka penderita stunting di Kecamatan Polokarto, sekaligus membantu pemasukan ekonomi masyarakat melalu PAD Desa.
Â
Menaikkan Pendapatan Desa
Hery melanjutkan bahwa alpukat tersebut bisa menjadi nutrisi dengan kandungan gizi baik memiliki daya jual tinggi, dan bisa menopang kesejahteraan bagi warga desa tersebut.
"Penanaman alpukat selain untuk ketahanan pangan juga untuk meningkatkan PAD Desa. Di mana di Polokarto memang masih menduduki rangking atas stunting. Adanya ini (penanaman alpukat) bisa menjadi sumber makanan bergizi mencegah stunting," tutur dia.
Menurutnya, hasil penanaman pohon alpukat tersebut nantinya akan sangat bisa dirasakan oleh masyarakat, selain menjadi sumber gizi karena ketahanan pangan masyawarakat juga membantu sumber perekonomian warga.
"10 ribu bibit pohon alpukat ini nanti bisa dicangkok atau dikelola warga masyarakat. Ini juga bisa menjadi multi effect yang bisa dimanfaatkan dan diraskaan warga seperti pupuk kandnag yang melimpah, bisa digunakan sebagai pupuk pohon-pohon ini," ujar dia.Â
Sementara itu, Hery menambahkan melalui Bumdes, KWT, kelompok tani, dan PKK, warga diizinkan untuk mengelola hasil dari pohon-pohon alpukat itu.
"Jadi dalam jangka panjang masyarakat bisa menghasilkan banyak buah dari bibit alpukat, itu bisa dikonsumsi atau dijual. Semakin banyak warga sejahtera semakin berkurang juga angka stunting di wilayah Polokarto," ucap dia.
Advertisement