Mengenal Sindrom Tourette yang Diidap Lewis Capaldi, Kambuh Saat Konser

Sindrom Tourette atau penyakit Tourette merupakan sebuah kondisi yang menyerang pada sistem saraf otak dan ditandai dengan adanya beberapa gerakan yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak disengaja.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 28 Feb 2023, 13:03 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2023, 13:03 WIB
Ilustrasi Sindrom Tourette (sumber: freepik)
Ilustrasi Sindrom Tourette (sumber: freepik)

Liputan6.com, Bandung - Baru-baru ini muncul sebuah cuplikan penyanyi Lewis Capaldi yang viral di media sosial karena sindrom Tourette yang ia derita kambuh pada pertengahan konser. Adapun konser yang bertajuk ‘Broken By Desire To Be Hevenly Sent’ ini merupakan konser tur Eropa-nya.

Dalam cuplikan video yang viral tersebut, terlihat Lewis Capaldi yang tengah bernyanyi mengalami sindrom Tourette. Sindrom tersebut kambuh di depan belasan ribu penonton yang hadir dan cuplikannya viral sejak 25 Februari lalu di media sosial TikTok.

Adapun sang penyanyi akhirnya menanggapi video yang viral tersebut. Ia mengungkapkan bahwa dirinya memang mengidap sindrom Tourette.

"Helo, Lewis di dini. Saya sudah melihat video yang beredar dan kalian melihat saya sedikit berkedut. Saya melakukan hal ini cukup sering dan sepertinya terlihat tidak nyaman. Ya, saya punya Tourette jadi saya melakukan hal itu sering di panggung," kata penyanyi lagu 'Someone You Loved' melalui akun TikToknya @lewiscapaldi.

Mungkin banyak orang yang asing mendengar sindrom tersebut namun ternyata beberapa artis banyak juga yang mengidap sindrom Tourette seperti penyanyi Billie Eilish, David Beckham, dan artis Indonesia Tora Sudiro.

Mengutip dari mahasiswa.yai.ac.id, sindrom Tourette atau penyakit Tourette merupakan sebuah kondisi yang menyerang pada sistem saraf otak dan ditandai dengan adanya beberapa gerakan yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak disengaja. Gerakan ini juga tidak dapat dikendalikan dan bisa terjadi berulang-ulang.

Adapun gerakan secara tiba-tiba tersebut disebut juga sebagai tic dan juga sindrom ini mempunyai sebutan lain yaitu ‘swearing disease’ di mana penderitanya bisa mengumpat atau berkata kotor dengan tidak sengaja.

Asal usul sindrom Tourette berasal dari nama seorang dokter dan juga neurolog asal Prancis bernama Georges Albert Edouard Brutus Gilles de la Tourette. Ia mencatat ada sekitar sembilan pasien yang mengidap sindrom serupa pada 1885-an.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyebab Sindrom Tourette

Sindrom Tourette bisa terjadi pada laki-laki karena risikonya 3-4 kali lipat lebih tinggi daripada perempuan. Namun, penyebab dari sindrom Tourette sendiri belum ada yang pasti karena belum diketahui. Melalui beberapa gejala, ada dugaan yang membuat sindrom Tourette bisa terjadi kepada seseorang seperti berikut ini:

1. Adanya kelainan gen dari penderita yang diturunkan dari orangtua.

2. Terdapat kelainan pada zat kimia yang ada di otak (neurotransmitter) dan juga pada struktur maupun fungsi basal ganglia yaitu pada bagian otak yang mengontrol gerakan-gerakan pada tubuh.

3. Adanya gangguan yang terjadi ketika masa kehamilan ataupun ketika melahirkan, gangguan ini bisa dari stres yang dialami ibu hamil tersebut ataupun proses persalinan yang berlangsung lama dan kondisi bayi yang dilahirkan mempunyai berat badan yang berada di bawah normal.


Gejala Sindrom Tourette

Ada beberapa gejala yang terjadi pada penderita Sindrom Tourette tersebut diantaranya yang paling umum adalah tics atau sebuah gerakan atau vokalisasi yang secara mendadak terjadi pada penderitanya secara tiba-tiba dan berulang-ulang namun tidak dengan sengaja.

Gejalanya sendiri sebetulnya dapat bervariasi bisa berupa gejala ringan ataupun berat dan juga hal ini dapat mempengaruhi dan cukup mengganggu bagi pengidapnya. Melansir dari halodoc.com ada beberapa klasifikasi dari gejala tics seperti berikut:

1. Tics Sederhana

Gejala tics sederhana merupakan gejala yang melibatkan sedikit pada kelompok ototnya dan gejala motorik yang biasanya terjadi seperti kedipan mata, hentakan kepala, pandangan mata yang beralih, gerakan mulut yang aneh, mengangkat bahu, hingga kedutan pada hidung. Kemudian gejala vokal yang terjadi umumnya bisa berupa batuk, berdeham, mengerang, hingga menggonggong.

2. Tics Kompleks

Gejala dari tics kompleks adalah gejala yang melibatkan banyak kelompok otot seperti misalnya gejala motorik yang terjadi umumnya seperti menyentuh, mengendus sesuatu, melangkah dengan pola tertentu, melompat-lompat, gerakan berulang, membungkuk, memutar badan, hingga gerakan senonoh.

Adapun gejala vokal yang dialami tics kompleks pada umumnya adalah mengulang-ulang kata dari orang lain, mengumpat, hingga menggunakan kata-kata kasar.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya