Liputan6.com, Jakarta - Gerhana Matahari Hibrida merupakan salah satu fenomena alam yang jarang terjadi. Namun di tahun ini, fenomena tersebut bisa diamati di Indonesia pada 20 April atau jelang Lebaran 2023.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip dari BMKG, Gerhana Matahari Hibrida terjadi saat Matahari, Bumi, dan Bulan tepat berada dalam garis yang sama. Kondisi ini menyebabkan, gerhana akan terlihat berbeda jika diamati dari wilayah tertentu.
Di satu tempat, piringan Bulan yang teramati dari Bumi akan terlihat lebih kecil daripada piringan Matahari. Sementara di tempat lain, piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.Â
Artinya, beberapa orang yang mengamati fenomena ini akan melihat Gerhana Matahari Cincin saat puncak gerhana. Sementara di wilayah lain, akan mengalami Gerhana Matahari Total.
Saat gerhana ini terjadi, terdapat tiga macam bayangan Bulan yang terbentuk, yaitu antumbra, penumbra, dan umbra. Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Cincin.Â
Sementara di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa Gerhana Matahari Sebagian. Kemudian di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Total.
Â
Keistimewaan Gerhana Matahari Hibrida
Secara umum, Gerhana Matahari biasanya di Indonesia terjadi setiap dua tahun sekali. Tapi tidak dengan Gerhana Matahari Hibrida.Â
Di Indonesia, Gerhana Matahari Hibrida terjadi lima kali dalam satu abad, yaitu selama periode 1408 hingga 1507. Gerhana Matahari ini sempat melintasi Indonesia pada 26 April 1408, 8 Juli 1423, 23 Januari 1441, 25 Februari 1495, 10 Juli 1507, 6 Juni 1807.
Setelah tahun 2023, Gerhana Matahari Hibrida akan kembali melintasi Indonesia pada 25 November 2049, 13 Oktober 2349 dan 17 Februari 2827. Diperkirakan, Gerhana Matahari Hibrida selanjutnya yang melintasi Indonesia akan terjadi setelah 300 dan 478 tahun kemudian.Â
Â
Â
Â
Advertisement