Liputan6.com, Sukoharjo - Hari Raya Lebaran menjadi berkah tersendiri bagi pengusaha atau pedagang kuliner khususnya daerah-daerah yang mayoritas penduduknya perantau dan menjadi tujuan kulineran mereka yang tengah mudik. Seperti yang terjadi di warung tongseng kepala sapi di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo yang diserbu para pemudik dan wisatawan.
Seperti diketahui, Kabupaten Sukoharjo menjadi daerah penyumbang perantau di kota-kota besar sehingga ketika momentum lebaran mereka mudik ke kampung halaman.
Biasanya usai lebaran hari ketiga, para pemudik atau masyarakat di wilayah tersebut melakukan tradisi 'ujung' atau yang bisa dikenal dengan silaturahmi kepada keluarga yang lebih tua. Momentum tersebut biasanya juga dibarengi wisata kuliner di warung atau rumah makan yang memiliki ciri khas. Salah satunya Warung Seje Dhewe yang menyediakan olahan kepala sapi jadi tujuan mereka.
Advertisement
Baca Juga
Warung Tongseng kepala sapi ketika lebaran baru memulai buka lagi setelah lebaran keempat itu buka pukul 9 pagi langsung dipenuhi pengunjung, lantaran menunya yang berbeda itulah warung tersebut ramai.
Sesuai dengan nama warungnya Seje Dhewe:berbeda sendiri, Tursilawati pemiliki warung itu mengaku sejak buka di masa lebaran ini dirinya meraup keuntungan 2 kali lipat dari hasil di hari biasa. "Baru buka lebaran keempat, belum hitung hasil. Tapi jumlah pengunjung dan bahan yang terjual bisa mencapai 2 kali lipat dari hari bisa," kata dia kepada Liputan6.com, ditemui di warungnya, Minggu (30/4/2023).
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Olahan Daging Empuk
Menurutnya, menu tongseng kepala sapi dan juga tengkleng kambing paling laris terjual selama masa libur lebaran tersebut. Tak seperti biasa pelangganya yang biasanya pejabat, ketika libur lebaran kali ini mayoritas para pemudik atau wisatawan yang tengah berlibur di Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.
"Biasanya kalau buka ya pelanggan biasa dan pejabat, selama lebaran ini yang makan di sini banyak pemudik. Apalagi ini jalur ke kota wisata Tawangmangu, banyak yang mampir makan di sini sebelum naik ke atas," katanya.
Tampak lima orang karyawannya sibuk melayani para pembeli tanpa henti mulai buka pukul 9 pagi hingga tutup 2 siang. Meski dibantu beberapa karyawannya, Tursilawati yang mengolah langsung olahan makanan untuk disajikan kepada para pembeli yang datang.
"Seramai apapun saya usahakan saya sendiri yang mengolah masakannya. Karyawan hanya membantu menyiapkan dan mengerjakan yang lain. Senang dan tidak capek masak terus dari buka sampai tutup," katanya.
Sementara itu, Yoga warga Sukoharjo yang hendak berlibur ke obyek wisata Tawangmangu menyebut olahan daging kepala sapi dan juga tengkleng di warung milik Tursilawati itu tekstur dagingnya bisa dinikmati semua kalangan.
"Dagingnya itu empuk, anak-anak tidak akan kelolotan. Biasanya kan olahan tengkleng, tongseng itu dagingnya agak keras. Ini empuk tapi tidak mengurangi ciri khas dagingnya. Bumbunya juga enak-enak, gurih, abis makan ini tadi tidak eneg. Enak sekali," tutur dia.
Advertisement