Pengguna Motor Tua Jangan Terlena, Simak Cerita Pitulung dari Magelang

Motor tua butuh perawatan ekstra.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mei 2023, 17:57 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2023, 17:24 WIB
Pitulung
Pitulung adalah sebuah komunitas motor tua yang berdiri pada 2020. Semula hanya tujuh orang anggotanya, akan tetapi kini sudah mencapai 50 orang. (Foto: Hermanto Asrori)

Liputan6.com, Magelang - Pengguna motor tua kadang terlena. Tidak memperhatikan mesin dan lebih kerap mengutamakan body atau tampilan kendaraan semata.

“Jadi kurang cermat merawat mesin,” ujar Taufik Fatdiyanto, anggota Pitulung, komunitas penggemar pitung (Honda 70-an) seusai acara halalbihalal Pitulung di Magelang, Sabtu (29/4/2023).

Ia mengingatkan, motor tua butuh perawatan ekstra. Misal, mesin harus selalu dicek minimal dua minggu sekali, klep dan seal harus sering dilihat. Jadi,  jangan sampai kondisi luarnya bagus tetapi motornya tidak bisa jalan.

Pitulung adalah sebuah komunitas motor tua yang berdiri pada 2020. Semula hanya tujuh orang anggotanya, akan tetapi kini sudah mencapai 50 orang.

Taufik bercerita, komunitas ini terbentuk dari orang-orang pencinta motor tua yang sering berkumpul dan ngopi bareng. Dari rutinitas itu muncul ide membuat komunitas yang tidak membatasi kendaraan dengan merek tertentu.

“Bahkan pemilik motor baru pun ada yang menjadi anggota komunitas,” ucapnya.

Selain berkumpul bertukar informasi seputar motor tua, Pitulung juga kerap mengadakan touring untuk mendukung visi misi nyebar tresno atau menebar cinta.

Lewat touring, keakraban anggota semakin erat terjalin dan menumbuhkan semangat saling menolong. Sesuai nama pitulung yang artinya pertolongan, demikian pula anggota komunitas ini diharapkan bisa menolong sesama yang tidak melulu anggota komunitas.

Pitulung juga memiliki kegiatan rutin tahunan bersilaturahmi ke para pemuka agama. Pada tahun ini, mereka bersilaturahmi ke Habib Syech Abdul Qodir Asegaf di Solo.

Biasanya acara silaturahmi dilakukan pada saat ada acara adat atau tradisi, seperti merti dusun, saparan, dan nyadran. Pitulung ingin ikut menjaga tradisi atau budaya yang ada di nusantara.

(Penulis: Hermanto Asrori)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya