Harapan Guru Honorer di Gorontalo pada Hardiknas 2023: Saya Hanya Minta Diangkat Jadi ASN

Belum lagi, beberapa guru memiliki jarak rumah dan tempat mereka mengajar terlampau jauh. Sehingga membutuhkan lebih banyak biaya transportasi demi menjalankan tugas yang mulia itu.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 04 Mei 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2023, 08:00 WIB
Tarmin, guru honorer yang telah 15 tahun mengabdi di pedalaman Papua
Tarmin menjadi salah satu guru honorer yang mengabdi di kawasan pedalaman Papua, tepatnya di SMPN 1 Kpudori, Kampung Puweri, Distrik Supiori Utara. (Ist)

Liputan6.com, Gorontalo - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh setiap tanggal 2 Mei menjadi momentum para guru honorer menyuarakan berbagai harapan, mulai dari kenaikan gaji hingga meminta mereka diangkat jadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Sebab, hingga kini pahlawan tanpa tanda jasa tersebut masih memiliki gaji di bawah rata-rata. Bahkan, bisa dibilang upah yang mereka terima setiap bulannya tidak cukup untuk kebutuhan setiap hari.

Belum lagi, beberapa guru memiliki jarak rumah dan tempat mereka mengajar terlampau jauh. Sehingga, membutuhkan lebih banyak biaya transportasi demi menjalankan tugas yang mulia itu.

"Saya guru honorer di salah satu SMA di Kabupaten Gorontalo, sementara saya tinggal di Bone Bolango. Pergi ke sekolah saya menempuh jarak 32 kilometer, jika pulang pergi maka ada 64 kilometer setiap hari," kata salah satu guru honorer yang namanya tidak mau disebutkan.

Menurutnya, gaji yang diterimanya setiap bulan nyaris habis hanya untuk biaya transportasi. Sementara, untuk kebutuhan lainnya, disisihkan dari sisa upah yang diterima, yang jumlahnya tinggal sedikit.

"Kali ini saya tidak mau menyebut nominal. Kalau saya memilih berhenti, siapa lagi yang mengajar, sementara basic keilmuan saya dibutuhkan di sekolah itu. Apakah saya harus berhenti? Kan tidak mungkin," ungkapnya.

"Selain itu, saya masih punya anak kecil yang harus dibiayai hasil dari mata pencaharian suami dan sisa gaji saya mengajar," katanya.

Momentum hardiknas ini, dirinya hanya bisa berharap agar pemerintah bisa mengangkat mereka menjadi ASN. Sebab, profesi mereka sangat dibutuhkan oleh sekolah yang mencetak para penerus bangsa.

"Kami tidak berharap banyak, minimal kami diangkat jadi ASN atau PPPK, bagi kami itu sudah merupakan sebuah penghargaan," imbuhnya.

Selain itu, Upik salah satu guru SMP di Kota Gorontalo mengaku, bahwa dirinya saat ini sudah terbiasa dengan upah yang kecil. Dimurnya yang 60 tahun, dirinya hanya meminta agar dia diangkat jadi ASN.

"Kalau soal upah kecil saya sudah biasa, kurang lebih 20 tahun mengabdi jadi guru honorer dengan gaji yang berubah-ubah," kata Upik.

"Saya hanya meminta agar saya diangkat jadi ASN. Status ASN tersebut saya minta hanya sebagai penghargaan saja, kan malu ketika saya sudah tidak mengajar, tapi pensiun dengan status guru honorer," kata dia sambil tersenyum.  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya