Liputan6.com, Bangkalan - Lazimnya, uang hasil peluh kuning diberikan ke istri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan keperluan keluarga. Tapi ini tak berlaku bagi empat orang sopir truk pasir asal Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Alih-alih menyisihkan uang untuk keluarga, mereka justru urunan beli sabu-sabu. Aktivitas ini dilakukan tiap kali selesai mengirim pasir pesanan ke daerah Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan.
Advertisement
Baca Juga
Mereka pun tak kesulitan mendapatkan narkotika golongan 1 itu. Seorang pengedar bernama Rosi selalu memberikan layanan prima. Tak hanya membelikan sabu, Rosi juga menyediakan sebuah kamar di rumahnya sebagai tempat nyabu para sopir.
Aktivitas tak biasa ini akhirnya sampai juga ke telinga polisi. Informasi itu lalu direspon dengan menggerebek rumah Rosi di Desa Pakaan Dejeh, yang digunakan untuk pesta sabu.
"Mereka urunan seratus ribu per orang, hasilnya kemudian diserahkan ke R untuk dibelikan narkoba," Kata Kapolsek Galis, Inspektur Satu Achmad Afandi, Sabtu (27/5/2023).
Simak Video Pilihan Ini:
Lulusan SD
Penggerebegan ini sempat dihalang-halangi keluarga. Mereka menangis dan menjerit-jerit untuk menarik perhatian sekitar.
Tapi polisi tetap membawa kelimanya ke Mapolsek Galis dengan barang bukti bubuk sabu dalam alat hisap yang tak sempat digunakan karena polisi keburu datang.
"Setelah lelah bekerja, para sopir ini rehat di rumah tersangka R, sambil mengonsumsi sabu," tutur Achmad Afandi.
Selain Rosi, empat tersangka lainnya adalah Roni, 19 tahun. Wahyu Joni, 25 tahun. Zulfahmi, 23 tahun dan Rudi Setiawan, 28 tahun. Yang menarik, menurut data polisi, para sopir asal Lumajang ini semuanya lulusan sekolah dasar.
Advertisement