Liputan6.com, Bangkalan Sepulang dari salat subuh berjemaah di masjid, Hanifah, 70 tahun, tidak menemukan anaknya HH di dalam rumah. Ditemani cucunya, anak HH, mereka berinisiatif mencari korban di luar rumah, Senin (29/5/2023) dini hari.
Baru saja keluar pekarangan, mereka melihat sesosok tubuh tergeletak di sebuah tegalan yang sedang tak ditanami. Setelah didekati ternyata sosok itu adalah HH. Perempuan 39 tahun itu tewas mengenaskan dengan luka tebasan senjata tajam di bagian perut dan lehernya.
Advertisement
Keluarga pun melaporkan pembunuhan ini ke Polsek Arosbaya. Jenazah korban pun kemudian dibawa ke kamar pemulasaraan jenazah RSUD Syamrabu Bangkalan.
Pembunuhan sadis ini terjadi di Pragan, ini sebuah dusun di Desa Karang Duwek, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Kepala Polres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya mengatakan belum bisa memastikan motif di balik pembunuhan yang menimpa HH. Yang pasti, kata dia, enam orang termasuk ibu, anak dan suami HH tengan diperiksa penyidik.
"Untuk motifnya belum. Kami masih menyelidiki kasus ini dengan memeriksa suami, anak dan ibu korban," kata dia di Mapolres Bangkalan.
Menuntut Keadilan
Desas-desus yang beredar di masyarakat menduga asmara menjadi latar belakang pembunuhan sadis terhadap ibu tiga anak ini. Menurut cerita keluarga, sudah dua tahun HH pisah ranjang dengan suaminya yang kini diperiksa polisi.
Selama pisah ranjang itu, si suami sering meminta rujuk namun korban selalu menolak.
"Kami menuntut keadilan untuk Adik saya, kami berharap Polres Bangkalan segera mengungkap dan menangkap siapa pelakunya," kata Hamidah, kakak kandung korban, saat ditemui di RSUD Syamrabu Bangkalan.
Sementara dari hasil otopsi, korban HH diperkirakan telah tewas empat jam sebelum ditemukan oleh keluarganya pukul 04.30Â WIB Senin dini hari. Dan luka di leher dan perutnya khas sabetan senjata tajam.
"Lehernya nyaris putus," kata Dokter Forensik RSUD Syamrabu, Edi Suharto.
Advertisement