Liputan6.com, Bali - Jaje bendu atau kue bendu merupakan salah satu jaje (kue) khas Bali. Makanan yang cukup melegenda ini menjadi salah satu sajian favorit masyarakat Kabupaten Jembrana, Bali.
Dahulu, jaje bendu menjadi sajian wajib bagi masyarakat yang tinggal di Kabupaten ujung barat Pulau Bali itu. Umumnya, sajian ini hadir saat ada upacara dan hajatan tertentu, salah satunya saat prosesi pernikahan.
Kini, jaje bendu tak hanya bisa dinikmati saat ada perayaan penting dan bisa dinikmati kapan saja. Jajanan ini kini sudah banyak dijual di pasar-pasar tradisional. Bahkan, sajian ini juga beberapa kali hadir dalam kegiatan resmi pemerintah setempat.
Advertisement
Baca Juga
Secara tampilan, jaje bendu hampir mirip dengan dadar gulung. Keduanya menggunakan bahan utama yang sama, yakni tepung ketan.
Meski memiliki kesamaan dalam penggunaan bahan utama, tetapi keduanya diproses dengan cara pembuatan yang berbeda. Dadar gulung dimasak dengan menggunakan sedikit minyak di atas teflon, sedangkan jaje bendu dimasak tanpa menggunakan minyak.
Adonan tepung pada jaje bendu langsung dituang di atas teflon yang sudah panas. Adapun api yang digunakan saat proses memasak adalah dengan menggunakan api sedang.
Perbedaan lain pada kedua jajanan ini juga terletak pada teksturnya. Dadar gulung memiliki tekstur yang lembut, sedangkan jaje bendu memiliki tekstur yang cenderung lebih kenyal.
Kue ini memiliki bentuk yang lonjong dan berwarna putih. Namun, kini makanan ini telah mengalami banyak variasi. Bahkan, tersedia jaje bendu dengan beragam warna.
Jaje bendu sangat lezat saat disangap selagi hangat karena semakin lama teksturnya akan semakin keras. Jaje bendu memiliki rasa yang lezat dengan isian dan toping berupa parutan kelapa muda yang dicampur dengan gula aren.
Penulis: Resla Aknaita Chak