Liputan6.com, Pandeglang - Kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan mulai berubah, perekonomian warga juga meningkat, sejak rawa yang tak terawat berubah menjadi mangrove . Namanya hutan Mangrove Patikang, berada di Desa Citereup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten. “Selain menjadi tempat wisata yang berwawasan lingkungan, kawasan Mangrove Patikang Lestari yang dibina oleh Chandra Asri ini juga menjadi lokasi penelitian dan daerah konservasi mangrove,” ujar Chrysanthi Tarigan, Corporate Communications General Manager Chandra Asri, di lokasi, Rabu (26/07/ 2023).
Hutan mangrove yang dialiri sungai menuju pantai, memiliki luas sekitar 4 hektare dan mampu menyerap karbon. Buah dari pohon mangrove, diolah warga menjadi sirup, dodol hingga selai. Bibitnya juga banyak diminati masyarakat di luar Banten, sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Baca Juga
Advertisement
“Warga ikut membibitkan karena bibit mangrove itu laku. Kalau sampai ke sana, sekitar 4 hektare. Kalau di total tanaman yang udah masuk sini itu sekitar 15 ribuan. Hari ini (mahasiswa) dari Lampung juga ada, dari Yogyakarta , justru dari Banten enggak ada, jadi Alhamdulillah kita di kenal dari luar dulu, bukan dari dalam dulu,” ujar Deden Sudiana, Ketua Pokdarwis Putri Gundul, di hutan mangrove Patikang, Rabu ( 26/07/2023 ) .
Sebelum menjadi hutan bakau seperti sekarang, daerah itu merupakan rawa yang tak terawat, banyak sampah bertebaran. Pohon yang tadinya rindang, banyak di tebangi warga untuk berbagai kebutuhan. Kemudian pada tahun 2017, Deden bersama teman-temannya mulai menanam mangrove dilokasi tersebut dan terus berlanjut hingga kini.
Terdapat berbagai jenis pohon mangrove yang ada di Hutan Patikang, seperti avicennia , sonneratia , rhizhopora dan xylocarpus . Pohon tersebut mampu menahan abrasi, mengurangi banjir dan air rob ke petugas sipil.
“Kalau untuk banjir memang wilayahnya, disana kita dapat kiriman air, masyarakat ikut nanem. Dari banjir hujan, sungai dan rob, sekarang udah mulai berkurang dari rob nya,” terangnya.
Industri Ikut Serta Lestarikan Hutan Bakau
Memperingati hari mangrove sedunia, puluhan jurnalis bersama industri yang ada di Kota Cilegon, seperti PT Chandra Asri Petrochemical dan PT Krakatau Daya Listrik (KDL), turut menanam bibit mangrove di Hutan Patikang, sebagai salah satu cara menyimpan alam di Banten.
Menempuh perjalanan sekitar dua jam dari Kota Cilegon , mereka turun ke lumpur membawa pohon bakau dan menanamnya, sebagai salah satu cara pelestarian alam.
Dari penelitian yang dilakukan alumni Undip, hutan mangrove Patikang di huni oleh 33 jenis burung, 8 jenis mamalia, 10 jenis reptil, dan 1 jenis amfibi. Bahkan menjadi habitat bagi beberapa spesies yang dilindungi, seperti burung Cikalang Christmas yang dilindungi pemerintah dan Aonyx Cinereus atau berang-berang cakar kecil asia yang masuk dalam daftar Appendix 1 atau terancam punah, menurut IUCN.
Penanaman mangrove dilaksanakan sebagai upaya mendukung dekarbonisasi dengan memaksimalkan karbon biru atau karbon yang diserap, disimpan, dan dilepaskan menjadi cadangan oleh ekosistem pesisir dan laut.
Kawasan edu-ekowisata mangrove Patikang Lestari masuk di daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Melalui berbagai pengembangan, kawasan ini diharapkan menjadi sasaran Desa Wisata Kementerian Pariwisata.
Untuk menjamu kenyamanan wisatawan, Chandra Asri telah membantu memperbaiki sarana dan infrastruktur dengan membangun dermaga kecil, 1 saung edukasi, 1 toilet, 1 saung serbaguna, dan trek sepanjang 179 meter yang memanfaatkan limbah perusahaan non-B3 berupa palet kayu.
“Chandra Asri berharap kawasan edu-ekowisata mangrove Patikang ini dapat menjadi destinasi wisata mandiri yang memberdayakan masyarakat sekitar, sehingga mampu memberikan manfaat lingkungan dan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Chrysanthi Tarigan, Corporate Communications General Manager Chandra Asri.
Advertisement