Liputan6.com, Kudus - Kudus menjadi salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang menyimpan banyak sejarah. Tidak hanya sejarah Islam, namun Kabupaten Kudus ternyata banyak ditemukan fosil dari zaman purba yang disimpan di Museum Situs Patiayam.
Baru-baru ini, Museum Situs Patiayam Kudus menambah koleksi fosil purba, setelah ada penemuan fosil gading gajah purba sepanjang 1,4 meter. Fosil gading gajah berjenis Stegodon Trigonochepalus itu, ditemukan Sadi, salah sorang petani asal Desa Terban Kecamatan Jekulo, Kudus pada 9 Agustus 2023 lalu.
Baca Juga
Koordinator Museum Situs Purbakala Patiayam Kudus, Jamin mengatakan, proses eskavasi dan pemindahan gading gajah tersebut, dilakukan dari wilayah Dusun Kaliwuluh, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo Kudus.
Advertisement
Lokasi temuan fosil purba tepatnya berada di area Belik Suroh, kawasan Perhutani Wilayah Resor Pengelolaan Hutan (RPH) Karanganyar, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati. wilayah Dusun Kaliwuluh, Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo Kudus.
Menurut Jamin, fosil ditemukan warga dalam kondisi tidak utuh dan lapuk. Dan diperkirakan berusia sekitar 750 ribu - 1,5 juta tahun lalu. Tak hanya itu, fosil dalam keadaan retak dan patah, serta beberapa bagian fosil yaitu ujung dan pangkal gading hilang.
"Dengan kondisi seperti ini, kami pakai cairan kimia untuk menjaga agar bagian fosil terlihat utuh. Selanjutnya masuk ke tahapan proses konservasi dan rekonstruksi kurang lebih membutuhkan waktu sampai 2 bulan," ujarnya.
Â
Satukan Fosil dengan Bahan Kimia
Jamin menjelaskan, fosil gading gajah purba ini ditemukan oleh warga bernama Sadi, ketika sedang mengolah lahan pertanian milik Perhutani. Fosil purba gajah sudah sudah diamankan di Museum Situs Purbakala Patiayam untuk dilakukan penindakan lebih lanjut.
"Kondisinya (gading purba) memang kurang bagus, harus ekstra hati-hati ketika melakukan evakuasi dan konservasi," imbuhnya kepada awak media, Kamis (24/8/2023).
Dari pengamatan tim Liputan6.com, beberapa bagian gading gajah tampak patah dan retak. Kemudian ada beberapa bagian yang sudah hilang. Fosil itu juga masih kotor bercampur lumpur yang menempel. Fosil gading gajah ini memiliki panjang 1,4 meter dan berdiameter 6 centimeter dan lingkar 15 centimeter.
Saat proses evakuasi dari sawah ke museum, kata Jamin, juga diperlukan langkah yang tepat. Pihaknya harus menggunakan cairan kimia untuk menyatukan fosil untuk selanjutnya dibawa ke Museum Situs Patiayam.
"Kalau penyelamatan kita pakai bahan kimia cairan poleriotan, tanpa ada bahan kimia kita tidak bisa mengevakuasi gading itu. Selanjutnya akan dilakukan konservasi dan kajian lebih lanjut," pungkasnya. (Arief Pramono)
Advertisement