Liputan6.com, Bandung - Hari ini, Rabu (13/9/2023) merupakan hari terakhir di Bulan Safar atau dikenal dengan istilah Rebo Wekasan. Adapun pada Rabu ini, salah satu amalan yang dapat dilakukan oleh umat muslim adalah dengan melaksanakan salat tolak bala atau lidaf’ill bala.
Salat tolak bala merupakan salat sunnah yang bisa dilakukan oleh umat Muslim untuk menolak, menghalangi, hingga berjaga-jaga sesuatu yang mungkin dapat membahayakan.
Mengutip dari Nu Online, salat tolak bala sering dilakukan sebagai bentuk amalan pada Rebo Wekasan. Tidak sedikit orang yang menyebutkan jika dalam bulan Safar adalah bulan sial atau bulan nahas.
Advertisement
Maka dari itu, memasuki Rabu terakhir bulan Safar atau Rebo Wekasan banyak orang-orang yang melaksanakan amalan-amalan tertentu.
Niat dan Tata Cara Salat Tolak Bala
Berikut ini adalah niat untuk melakukan salat tolak bala yang dapat dibaca:
أُصَلَّى سُنَّةً لِدَفْعِ الْبَلَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى اللَّهُ
(Ushalli sunnatal lidaf’il bala’i rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala, Allahu Akbar).
Artinya: “Aku berniat salat sunnah untuk menolak bala dua rakaat sambil menghadap ke kiblat karena Allah ta’ala, Allahu Akbar”.
Adapun berikut ini adalah tata cara untuk melaksanakan salat tolak bala yang dapat diikuti bagi yang ingin melaksanakannya:
Membacakan niat
Seperti disebutkan sebelumnya hal pertama untuk melakukan salat tolak bala adalah dengan membacakan niat berikut ini:
أُصَلَّى سُنَّةً لِدَفْعِ الْبَلَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى اللَّهُ
Setelah itu membacakan surat Al-Fatihah dan membaca surat-surat berikut:
- Surat al-Kautsar 17 kali.
- Surat al-Ikhlas 5 kali.
- Surat al-Falaq dan an-Nas masing-masing 1 kali.
Sebelum melaksanakan salat dengan membaca istigfar
اَسْتَغْفِرُالله الْعَظِيمْ اَلَّّذِيْ لَاإِلَهَ إلاَّ هُوَالْحَىُّ الْقَيُّومُ وَاَتُوبُ إِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ ظَالِمٍ لآيَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا ولآنَفْعًاوَلآمَوْتًا ولآحَيَاتًا وَلآنُشُورًا
Artinya: “Saya memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung yang tidak ada Tuhan selain Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Saya mohon taubat selaku seorang hamba yang penuh kedzaliman, yang tidak memiliki terhadap dirinya sendiri baik madarat dan manfaatnya, mati dan hidupnya maupun bangkit nanti”.
Doa setelah salat Lidaf’il bala
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمْ يَاشَدِيْدُالْقُوَّى وَيَاشَدِيْدَالْمِحَالِ اّللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُبِكَ بِكَلِمَتِكَ التَّّآمَّاتِ كُلِّهَا مِنَ الرِّيحِ الْاَحْمَرِ وَمِنَ الدَّاءِ الْاَكْبَرِ فِي النَّفْسِ وَالدَّمِّ وَاللَّحْمِ وَالْعُظْمِ وَالْْجُلُوْدِ وَالْعُرُوقِ سُبْحَانَكَ إِذَاقَضَيْتَ اَمْرًا أَنْ يقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونَ, اَللهُ اَكْبَرْاَللهُ اَكْبَرْ اَللهُ اَكْبَرْ برحمتك يآارحم الرّا حمين
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan kalimat-Mu yang sempurna dari angin merah dan penyakit yang besar di jiwa, daging, tulang, dan urat. Maha Suci Engkau apabila memutuskan sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah” maka “Jadilah ia””.
Advertisement