Sensasi Kriuk Gipang, Camilan Tradisional Banten yang Unik

Kota Serang memiliki cemilan khas yaitu Gipang yang pas banget disantap ditengah rasa lapar

oleh Putri Anastasia Bangalino Suryana diperbarui 27 Sep 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi Gipang
Ilustrasi Kue Tradisional Gipang Banten

Liputan6.com, Jakarta - Di antara ragam kuliner Indonesia yang kaya, Gipang adalah salah satu camilan khas Banten yang unik. Terbuat dari beras ketan yang dibakar hingga renyah dan manis, Gipang adalah hidangan yang sangat populer di Provinsi Banten. Hari ini, mari kita jelajahi lebih dalam tentang kuliner yang khas dari daerah ini.

Gipang adalah camilan tradisional yang memiliki asal usul yang kuat di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Banten. Asal usul Gipang tidak selalu dapat ditelusuri dengan pasti, tetapi kemungkinan besar camilan ini berasal dari warisan kuliner nenek moyang Indonesia yang telah ada sejak zaman dahulu.

Penggunaan beras ketan, gula kelapa, santan, dan garam adalah bahan-bahan yang umum digunakan dalam masakan tradisional Indonesia. Hal ini mencerminkan bahwa Gipang adalah produk perkembangan kreatif dari penggunaan bahan-bahan dasar yang tersedia secara melimpah di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, berbagai daerah di Indonesia mengembangkan camilan khas mereka sendiri dengan berbagai modifikasi. Di Banten, camilan ini dikenal sebagai "Gipang Banten," dan mungkin telah menjadi bagian penting dari budaya kuliner setempat selama beberapa generasi. Tradisi ini terus dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Inovasi Gipang Banten

Gipang Banten juga dapat ditemui dengan nama yang berbeda di daerah lain di Indonesia, dengan variasi resep dan cara pembuatan yang khas. Ini menunjukkan fleksibilitas kuliner Indonesia dalam mengadaptasi bahan-bahan lokal menjadi camilan yang lezat dan beragam, sekaligus menjaga keanekaragaman budaya kuliner di seluruh negara.

Di tengah perubahan zaman dan tuntutan gaya hidup yang semakin cepat, camilan tradisional seperti Gipang Banten tidak terlewatkan dalam berbagai inovasi kuliner. Salah satu inovasi utama dalam dunia Gipang adalah variasi rasa yang semakin beragam. Selain varian klasik yang manis dan gurih, sekarang Anda bisa menemukan Gipang dengan rasa cokelat, keju, stroberi, dan bahkan pedas. Ini memberikan pilihan yang lebih luas untuk mengakomodasi selera yang berbeda-beda.

Beberapa produsen Gipang telah mencoba penyajian yang lebih kreatif. Misalnya, Gipang yang disajikan dalam bentuk es krim atau topping dalam minuman seperti milkshake. Ini memberikan sentuhan kontemporer pada camilan tradisional ini.


Proses Pembuatan

Pembuatan Gipang Banten bukanlah tugas yang mudah. Prosesnya melibatkan campuran bahan-bahan dengan tepat dan pembakaran yang cermat. Setelah adonan ketan selesai dibuat, mereka dibentuk menjadi lempengan tipis dan diletakkan di atas tungku tradisional yang terbuat dari batu bata dan arang. Lalu, Gipang dipanggang dengan hati-hati hingga mencapai kematangan yang tepat. Ini memerlukan keterampilan dan pengalaman yang mendalam.

Gipang Banten bukan hanya camilan biasa, tetapi juga bagian penting dari budaya makan di Banten. Anda dapat menemukannya di berbagai sudut kota, baik di pasar tradisional maupun di gerai-gerai pinggir jalan. Selain itu, Gipang juga sering dihadirkan dalam berbagai acara budaya dan keagamaan sebagai hidangan penutup atau cemilan untuk tamu.

Kuliner seperti Gipang Banten adalah salah satu cara untuk mengabadikan warisan budaya lokal. Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, menjaga kuliner tradisional seperti Gipang sangat penting. Ini bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang menjaga akar budaya dan mewariskannya kepada generasi mendatang.

Dengan cita rasa yang khas dan proses pembuatan yang memerlukan keterampilan, Gipang Banten terus menjadi ikon kuliner yang menggoda selera di Banten. Bagi wisatawan dan penduduk setempat, Gipang Banten adalah contoh sempurna bagaimana kearifan lokal tetap hidup melalui makanan.

Infografis Larangan Aplikasi TikTok di 10 Negara Plus Uni Eropa. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Larangan Aplikasi TikTok di 10 Negara Plus Uni Eropa. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya