Monumen Lokomotif di Stasiun Solo Balapan Dibangun Atas Permintaan Gibran

PT KAI mendirikan Monumen Lokomotif di Stasiun Solo Balapan. Pendirian monumen tersebut merupakan permintaan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka

oleh Fajar Abrori diperbarui 08 Okt 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2023, 12:00 WIB
Peresmian Monumen Lokomotif di Stasiun Solo Balapan
Peresmian Momumen Lokomotif D 301 76 d Stasiun Solo Balapan, Sabtu (7/10).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Dirut PT KAI Didiek Hartyanto dan Komisaris PT KAI Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X meresmikan Monumen Lokomotif D 301 76 di Stasiun Solo Balapan, Sabtu (7/10/2023).

Pembuatan monumen yang memanfaatkan lokomotif buatan Krupp, Jerman tahun 1962 itu atas permintaan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

"Monumen ini merupakan inisiatif dari mas wali (Gibran Rakabuming Raka) waktu diskusi dengan kami. Ini merupakan perwujudan bagaimana itu ingin memberikan suatu tambahan monumen di Kota Solo yang merupakan kota budaya," kata Dirut PT KAI Didiek Hartyanto di Stasiun Solo Balapan, Sabtu (7/10/2023).

Menurut dia, lokomotif yang dipasang sebagai monumen di Stasiun Solo Balapan juga memiliki kaitan histori dengan sejarah perkeretaapian di Kota Solo. Pasalnya lokomotif dengan nomor seri D 301 76 itu pernah beroperasi untuk melayani angkutan kereta di Kota Solo.

"Loko itu buatan dari pabrik Krupp di Jerman tahun 1962," sebutnya.

 

Sejarah Stasiun Solo Balapan

Peresmian Monumen Lokomotif di Stasiun Solo Balapan
Peresmian Monumen Lokomotif di Stasiun Solo Balapan ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Dirut PT KAI Didiek Hartyanto didampingi KGPAA Magkunegara X dan EVP Daop 6 Yogyakarta.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Selain itu, Didiek juga mengungkapkan terkait dipilihnya Stasiun Solo Balapan sebagai lokasi pemasangan Monumen Lokomotif. Menurut dia, keberadaan stasiun tersebut tidak lepas dari sejarah perkeretaapian pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunegara IV. Stasiun tersebut pertama kali diresmikan pada tahun 10 Februari 1870.

"Seperti disampaikan Mas Mangku (KGPAA Mangkunegara X), ini merupakan titah leluhur pada waktu itu, yaitu KGPAA Mangkunegara IV. Tanah stasiun ini dulunya merupakan Alun-Alun Mangkunegara jadi keterkaitan PT Kereta Api dengan Mangkunegaran sudah terjalin sejak lama," ujar dia.

Sementara itu KGPA Mangkunegara X menyambut baik dengan adanya Monumen Lokomotif di Stasiun Solo Balapan. Menurutnya stasiun tersebut sangat ikonik dan besejarah karena telah didirikan pada pertengahan abad 19 sehingga usianya kini sudah sangat tua.

"Ini juga merupakan suatu simbol kedekatan antara perkeretaapian dan Mangkunegaran. Pada waktu stasiun itu merupakan bangunan infrastruktur yang meyambungkan tanah di Indonesia, dari Semarang menuju Solo," kata dia yang juga Komisaris PT KAI.

Menjadi Ikon Kota Solo

Selanjutnya, Mangkunegara X itu mengungkapkan hari ini sangat bersejarah karena adana peresmian Monumen Lokomotif yang bakal menjadi ikon baru untuk Kota Solo. Dengan keberadaan monumen itu akan membawa kenangan untuk kembali ke masa lalu tentang angkutan kereta api.

"Ini merupakan suati momen spesial, suatu prinsip, suatu langkah yang sangat uni menurut saya. Bagaimana masa lalu itu menjadi modal untuk melangkah lebih ke depannya," ujar dia.

Peresmian Monumen Lokomotif D 301 76 ditandai dengan pembukaan kain penutup berwarna hitam yang dilakukan oleh Dirut PT KAI Didiek Hartyanto, Komisaris PT KAI KGPAA Mangkunegara X, EVP Daop 6 Yogyakarta Bambang Respationo, perwakilan Pemkot Solo yang mewakili Wali Kota Solo.

Seperti diketahui Lokomtif D301 adalah lokomotif diesel tipe hidrolik yang dibeli dari pabrik Krupp, Jerman sebanyak 80 unit pada tahun 1962. Lokomotif yang mulai didinaskan pada tahun 1962 itu pernah digunakan di Jawa Tengah untuk menarik penumpang dengan rute Semarang-Demak-Rembang-Blora, Demak-Purwodadi-Gambringan, Yogyakarta-Magelang, Yogyakarta-Bantul dan Purwosari-Wonogiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya