Kronologi Jembatan Kaca di Banyumas Pecah, Tewaskan Satu Wisatawan

Wahana jembatan kaca di Banyumas diketahui pecah dan memakan satu orang korban tewas. Sementara, salah satu korban yang jatuh mengalami kondisi luka-luka.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 26 Okt 2023, 09:49 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2023, 09:45 WIB
Jembatan Kaca The Geong Limpakus di Banyumas Pecah
Jembatan Kaca The Geong Limpakus di Banyumas Pecah.  foto: Instagram @kodil_027

Liputan6.com, Bandung - Seorang wisatawan dikabarkan tewas usai terjatuh dari jembatan kaca yang pecah di objek wisata The Geong Hutan Pinus Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Rabu (25/10/2023).

Polresta Banyumas menyampaikan jika insiden tragis dari pecahnya jembatan kaca tersebut membuat seorang pengunjung meninggal dunia. Adapun satu korban lainnya mengalami luka-luka.

“Tadi, sekitar pukul 10.00 WIB, kami mendapat informasi bahwa ada kecelakaan, di mana ada orang yang jatuh dari wahana jembatan kaca,” ujar Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu melansir dari Antara.

Setelah insiden tersebut terjadi, pihak Polresta Banyumas langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) untuk menyelidiki dan memasang garis polisi. Diketahui, saat kejadian tersebut wahana jembatan kaca tengah digunakan oleh para pengunjung dari Cilacap sebanyak 11 orang.

Adapun rombongan menggunakan wahana sekitar pukul 10.00 WIB dan empat orang wisatawan dalam rombongan tersebut terjatuh karena kaca yang dipijak pecah. Dua orang dikabarkan terjadi dan dua diantaranya sempat berpegangan pada pengaman yang ada di jembatan.

“Saat kacanya pecah, dua orang sempat berpegangan pengaman yang ada di jembatan kaca tersebut, kemudian dua orang lagi jatuh ke bawah,” kata Suranta.

Kedua orang wisatawan yang jatuh dari jembatan setinggi 15 meter tersebut berjenis kelamin perempuan. Identitasnya yakni AI (41) mengalami luka-luka dan FA (49) dinyatakan meninggal dunia.

Saat ini pihak kepolisian tengah menyelidiki TKP dan menghubungi laboratorium forensik. Selain itu, pihak kepolisian juga akan memanggil sejumlah ahli untuk lebih mengetahui bagaimana kelayakn dari jembatan kaca tersebut.

“Kami juga akan melakukan pemeriksaan maupun penyelidikan terhadap pengelola dan sebagainya termasuk saksi-saksi. Saat ini kami masih olah TKP,” ucap Suranta.

 

Keterangan Saksi

Jembatan Kaca The Geong Pecah hingga Bikin 1 Wisatawan Meninggal, Hutan Pinus Limpakuwus Ditutup
Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas, di kawasan Baturraden, Jawa Tengah. (dok. Instagram @hutanpinuslimpakuwuss/https://www.instagram.com/hutanpinuslimpakuwuss/?hl=en/Dinny Mutiah)

Satu orang saksi bernama Sunarto menyampaikan jika saat itu setelah turun dari minibus rombongan wisata terlebih dahulu ke toilet sebelum mencoba wahana jembatan tersebut.

Setelah masuk ke jembatan kaca, saksi mendengar adanya suara pecahan kaca dan terlihat ada dua orang yang terjatuh dan dua orang berpegangan pada besi.

“Setelah mereka masuk ke jembatan kaca, tiba-tiba terdengar suara pecahan kaca. Ketika saya tengok, ternyata sudah ada dua orang yang jatuh dan dua orang lainnya alhamdulillah masih berpegangan besi,” kata Sunarto.

Sunarto sendiri diketahui sebagai penjaga toilet umum yang dekat dengan lokasi jembatan kaca tersebut. Ia juga menuturkan bahwa sejumlah pekerja di tempat wisata langsung menolong dua wisatawan yang terjatuh.

Ia juga menyebutkan bahwa dirinya sempat mengusap salah seorang korban sembari membacakan Surat Al Fatihah ketika dibawa ke mobil menuju RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo di Purwokerto.

Kepolisian Ambil Rekaman CCTV

Jembatan Kaca The Geong Limpakus di Banyumas Pecah.
Jembatan Kaca The Geong Limpakus di Banyumas Pecah. foto: Instagram @kodil_027

Pihak kepolisian Inafis Polresta Banyumas saat ini telah mengambil rekaman kamera pemantau CCTV (Circuit Closed Television). Diketahui rekaman tersebut untuk diselidiki lebih lanjut terkait insiden jembatan kaca yang pecah.

Melalui pantauan di lokasi kejadian petugas inafis Polresta Banyumas mengambil digital video recorder (DVR). Alat tersebut merupakan alat untuk memonitor dan merekam objek gambar yang nampak oleh kamera CCTV dari loket masuk wahana jembatan kaca.

Saat ini petugas inafis telah menyimpan DVR tersebut untuk kemudian dijadikan barang bukti dan membawanya ke Markas Polresta Banyumas di Purwokerto. Adapun ketika hendak dikonfirmasi terkait pengambilan rekaman CCTV pihak kepolisian belum memberi komentar.

Adapun Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Banyumas AKP Benny Timor Prasetyo menyampaikan pihaknya akan memberikan konfirmasi nanti karena saat ini pihak Laboratorium Forensik akan melakukan olah TKP. 

“Besok saja ya, besok Laboratorium Forensik akan melakukan olah TKP,” ujar Benny.

Tanggapan Pengelola Hutan Pinus Limpakuwus

Jembatan Kaca The Geong Limpakus di Banyumas Pecah.
Jembatan Kaca The Geong Limpakus di Banyumas Pecah. foto: Instagram @hutanpinuslimpakuwuss

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Koperasi Hutan Pinus Limpakuwus (HPL) Eko Purnomo menyampaikan tanggapannya. Ia mengatakan bahwa wahana jembatan kaca ‘The Geong’ bukan bagian dari pengelolaan HPL.

Menurutnya jembatan kaca tersebut berada di lahan milik Kementerian Pertanian yang dikelola oleh Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden. Sehingga pihaknya menjelaskan bahwa wahana tersebut bukan di lahan milik Perum Perhutani yang kini dimanfaatkan untuk kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus.

Adapun Eko menyampaikan pengelola ‘The Geong’ bekerja sama dengan Kokarnaba yang merupakan koperasi milik BBPTUHPT. Ia juga menjelaskan bahwa pengelola wahana tersebut bekerja sama dengan pihaknya hanya dalam hal parkir.

“Pengelola ‘The Geong’ bekerja sama dengan kami hanya dalam hal parkir. Pengunjung membayar parkir di depan, kami yang menampung,” ujarnya.

Eko juga menyebutkan bahwa wahana tersebut mulai masuk ke kawasan wisata HPL sejak satu tahun lalu. Namun wahananya resmi beroperasi pada momen Lebaran 2023 dikarenakan pembangunannya yang dilakukan secara bertahap.

Selain itu pihaknya juga mengadakan evaluasi terkait dengan pengelolaan termasuk manajemen media sosial dan manajemen risiko. Menurutnya ada banyak temuan komplain di media sosial yang menyoroti masalah konstruksi dan pengamanan wahana jembatan kaca tersebut.

“Kami menemukan komplain melalui komentar di media sosial yang melebihi batas toleransi. Angkanya hampir 5 persen dari angka kunjungan,” kata Eko.

Saat itu pihaknya diketahui mengundang Kokarnaba dan pengelola ‘The Geong’ namun dua pihak tersebut tidak bisa hadir secara langsung dan hanya diwakilkan. Eko menyampaikan karena hal tersebut membuat tidak ada titik temu atas komplain yang disampaikan pengunjung di media sosial.

Eko juga mengungkapkan bahwa pihaknya baru kembali dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto untuk melihat kondisi wisatawan. Khususnya wisatawan yang mengalami luka-luka setelah terjatuh dari jembatan kaca tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya