Tokoh Tionghoa Sofyan Tan Ajak Masyarakat Renungkan Sejarah Panjang Tahun Baru Imlek

Tokoh Tionghoa asal Sumatera Utara (Sumut), Sofyan Tan, mengajak masyarakat, khususnya etnis Tionghoa senantiasa bersyukur, refleksi diri, dan merenungi sejarah panjang Tahun Baru Imlek yang saat ini jadi hari libur nasional di Indonesia.

oleh Reza Efendi diperbarui 05 Feb 2024, 16:48 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2024, 16:48 WIB
Sofyan Tan
Tokoh Tionghoa asal Sumatera Utara (Sumut), Sofyan Tan

Liputan6.com, Medan Tokoh Tionghoa asal Sumatera Utara (Sumut), Sofyan Tan, mengajak masyarakat, khususnya etnis Tionghoa senantiasa bersyukur, refleksi diri, dan merenungi sejarah panjang Tahun Baru Imlek yang saat ini jadi hari libur nasional di Indonesia.

Ajakan itu disampaikan Sofyan Tan, yang kini berstatus Anggota DPR RI Komisi X, Fraksi PDI-Perjuangan, pada kegiatan Perayaan Tahun Baru Imlek 2575 di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda, Sabtu, 3 Februari 2024.

"Ini gara-gara dua tokoh besar Indonesia, yaitu Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Presiden Megawati Soekarnoputri," kata Sofyan Tan, yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda.

Disebutkan, Tahun Kelinci Air sepekan lagi segera berakhir, lalu berganti Tahun Naga Kayu pada 10 Februari 2024. Perayaan Tahun Baru Imlek 2575 yang digelar bersama Universitas Satya Terra Bhinneka tersebut turut dihadiri para tamu undangan, diantaranya, Anggota DPRD Sumut Rudi Hermanto, Ketua PAC PDI Perjuangan Medan Area, Bobby C Halim.

Kemudian, Anggota Dewan Pembina Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda, Tracey Yani Harjatanaya, Felix Harjatanaya, Davin Harjatanaya, Ketua Yayasan Finche Kosmanto, Pimpinan Sekolah, Edy Jitro Sihombing, dan ribuan tamu undangan lainnya.

Perayaan Tahun Baru Imlek 2575 di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda diisi sejumlah hiburan yang dibawakan mahasiswa/i Universitas Satya Terra Bhinneka, siswa/i Sultan Iskandar Muda.

Kegiatan juga dimeriahkan atraksi barongsai dan Liong hingga menampilkan artis dari Malaysia Alice Ong yang juga pencipta lagu Heng Ong Huat.

 

Sejarah Panjang

Ilustrasi Tahun Baru China, Imlek 2024
Ilustrasi Tahun Baru China, Imlek 2024. (Image by chandlervid85 on Freepik)

Diungkapkan Sofyan Tan, Tahun Baru Imlek di Indonesia memiliki sejarah panjang. Sebab, pada zaman Orde Baru, setelah terjadinya peristiwa kelam pada tahun 1965, Presiden Soeharto yang saat itu berkuasa mengeluarkan Inpres Nomor 14 Tahun 1967.

Inpres tersebut mengatur pelaksanaan Imlek dan kebudayaan etnis Tionghoa dibatasi di Indonesia. Selama berlakunya Inpres tersebut, Imlek terlarang dirayakan di depan publik.

Bahkan, seluruh perayaan tradisi dan keagamaan etnis Tionghoa, termasuk Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh, dilarang dirayakan secara terbuka. Barongsai dan Liong juga dilarang dipertunjukkan di publik.

"Huruf-huruf atau lagu Mandarin juga tidak boleh diputar di radio. Dulu, kalau kita pulang dari luar negeri, masuk imigrasi, koper kita diperiksa. Kita mengalami hal itu selama 32 tahun," sebut Sofyan Tan.

Inpres Dicabut

Sofyan Tan
Sofyan Tan

Selanjutnya, pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, terbit Keppres No 6/2000 tentang pencabutan Inpres No 14 Tahun 1967. Tak hanya bisa merayakan Imlek secara terbuka, etnis Tionghoa juga diberi kebebasan untuk menganut agama, kepercayaan, dan adat istiadat.

"Kita harus bersyukur ada tokoh bangsa kita bernama Abdurrahman Wahid atau Gus Dur," Sofyan Tan menegaskan.

Kebijakan Gus Dur kemudian disempurnakan Presiden Megawati Soekarnoputri yang menetapkan perayaan Imlek sebagai hari nasional 2 tahun setelahnya, lewat Keppres No 19 Tahun 2002. Megawati menjadikan perayaan Imlek sejak 2003 sebagai hari libur nasional.

"Ibu Megawati Soekarnoputri merupakan Ketua Umum Partai PDI-Perjuangan yang juga merupakan ibunda saya. Beliau memberikan hak-hak etnis Tionghoa untuk merayakan Imlek secara nasional dan memberikan hari libur. Tanpa Ibu Megawati Soekarnoputri mungkin kita tak bisa merayakan Imlek seperti sekarang," Sofyan Tan menuturkan.

Andil Besar Megawati

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di acara kampanye akbar Ganjar-Mahfud bertajuk Konser Salam Metal di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (3/2/2024). (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di acara kampanye akbar Ganjar-Mahfud bertajuk Konser Salam Metal di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (3/2/2024). (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Diungkapkan Sofyan Tan, selain memiliki peran pada perayaan Imlek di Indonesia, Presiden ke-5 Indonesia, Megawati Soekarnoputri, juga memiliki peran dan andil besar terhadap dirinya yang hingga kini menjadi Anggota DPR RI.

"Tanpa Ibu Megawati Soekarnoputri, mungkin saya tidak menjadi Anggota DPR RI, tak mungkin saya sampai hari ini bisa membantu 410.000 anak-anak kurang mampu agar bisa sekolah. Mari kita renungkan kembali siapa yang memberikan hak-hak kita untuk merayakan Imlek secara nasional," Sofyan menandaskan.

Sofyan Tan juga mengucapkan Gong Xi Fa Cai kepada masyarakat etnis Tionghoa, "Semoga selalu sehat, beruntung, dan bahagia sepanjang tahun."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya