6 Fakta Menarik Cap Go Meh Setelah Imlek

Perayaan Cap Go Meh digelar lebih meriah di Indonesia dibanding negara lain seperti Tiongkok dan Taiwan.

oleh Tifani diperbarui 15 Feb 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2024, 00:00 WIB
Kemeriahan Festival Cap Go Meh 2023 di Jakarta
Warga keturunan Tionghoa mengarak joli atau tandu dalam Festival Cap Go Meh 2023 di kawasan Glodok, Jakarta, Minggu (5/2/2023). Warga keturunan Tionghoa meyakini dalam perayaan Cap Go Meh para dewa keluar dari surga untuk membagikan keselamatan, kesejahteraan, dan nasib baik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Yogyakarta - Setelah merayakan Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa akan merayakan Cap Go meh. Perayaan ini diperingati pada hari ke-15 setelah Imlek.

Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien yang mempunyai arti malam ke-15. Menariknya, perayaan Cap Go Meh digelar lebih meriah di Indonedia dibanding negara lain seperti Tiongkok dan Taiwan.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut fakta menarik perayaan Cap Go Meh.

1. Makna Cap Go Meh

Cap Go Meh diserap dari Bahasa Hokkian. 'Cap' berarti sepuluh, 'Go' berarti lima, sedangkan 'Meh' berarti malam. Penyebutan ini merujuk pada waktu penyelenggaraan acara yang diselenggarakan pada penanggalan 15 kalender China.

Di China, nama perayaan ini adalah Yuan Xiao atau Shang Yuan. Sedangkan di Barat festival ini disebut Lantern Festival (Festival Lampion) atau Chinese Valentine's Day (hari Kasih Sayang versi China).

2. Sejarah Perayaan Cap Go Meh

Perayaan Cap Go Meh awalnya merupakan ritual untuk menghormati Dewa Thai Yi. Tradisi ini sudah ada sejak pemerintahan Dinasti Han pada abad ke-17.

Cap Go Meh pada masa itu dijadikan momen sakral karena dilakukan secara tertutup di istana dan dihadiri para raja. Pada perayaan ini para biksu Buddha harus membawa lentera untuk ritual indah.

Mereka kemudian menerbangkan lentera tersebut, sebagai simbol untuk melepas nasib lalu yang buruk dan menyambut nasib baik untuk masa mendatang. Lampion dipilih karena mempunyai simbol keberuntungan dan warna merahnya menunjukkan lambang kemakmuran, kebahagiaan, dan kesejahteraan.

Selain itu, kemeriahan festival lampion dipercayai masyarakat China sebagai jalan untuk memberi rezeki dan menerangi kehidupan mereka. Setelah masa pemerintahan Dinasti Han berakhir, perayaan Cap Go Meh kini dirayakan oleh masyarakat luas.

 

Mi Panjang Umur

3. Mi Panjang Umur

Mi panjang umur menjadi salah satu hidangan wajib selama perayaan Cap Go Meh. Mi panjang umur memiliki makna bahwa panjangnya mi adalah harapan agar diberi kesehatan dan umur yang panjang.

Selain mi panjang umur, hidangan lainnya yang identik dengan Cap Go Meh adalah lontong Cap Go Meh. Lontong Cap Go Meh muncul sebagai pengganti yuanxiao yang jarang ditemukan karena terbuat dari tepung beras.

Masyarakat saat ini membuatnya dalam versi lontong.

4. Hari Kasih Sayang China

Cap Go Meh kerap disebut sebagai hari kasih sayang versi China. Zaman dahulu, perempuan yang belum menikah tidak diperkenankan meninggalkan rumah seorang diri kecuali pada perayaan Cap Go Meh.

Oleh sebab itu, beberapa hari perayaan ini menjadi waktunya bersosialisasi dengan semua orang, terutama lawan jenis calon pasangan hidup. Menyalakan lentera juga identik dengan tanda atau harapan akan mendapat kehidupan percintaan yang lebih baik.

5. Akhir dari Hal Tabu

Saat perayaan Imlek ada banyak hal tabu yang tidak boleh dilakukan atau dibeli, misalnya tidak boleh membeli sepatu, buku, menangis, dan lain hal. Cap Go Meh merupakan penanda perayaan Imlek telah usai, begitu pula dengan hal-hal yang dianggap tabu.

6. Pertunjukan Barongsai

Perayaan Cap Go Meh semakin meriah dengan adanya tarian barongsai. Tak cuma ditunggu oleh warga China, pertunjukan barongsai menjadi hiburan favorit masyarakat luas.

Barongsai ini pun memiliki makna yakni harapan agar bisa mengusir hal negatif serta membawa kesuksesan dan keberuntungan. Pertunjukan barongsai biasanya dilakukan di sebuah lapangan atau secara arak-arakan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya