Liputan6.com, Medan Tradisi menyambut bulan suci Ramadan mulai bermunculan di berbagai daerah di Indonesia. Di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) salah satu tradisi menyambut Ramadan adalah pawai obor.
Tepat pada Kamis, 8 Maret 2024, pukul 20.00 WIB, seribuan warga Medan mulai berkumpul di Masjid Raya Al-Mashun, Jalan Sisingamangaraja, untuk mengikuti pawai obor.
Meski hujan sempat turun, namun tidak menyurutkan semangat warga untuk mengikuti pawai obor yang dilaksanakan setahun sekali sebagai tradisi menyambut Ramadan.
Advertisement
Baca Juga
Ketua Aksi Pawai Obor, Taufik Ismail mengatakan, pawai obor ini adalah agenda kolosal tahunan umat islam dalam menyambut bulan suci Ramadan.
"Kegiatan ini sebagai bentuk rasa bahagia menyambut Ramadan. Itu motivasi kita dalam melaksanakan pawai obor ini, dan menjadi agenda rutin dalam menyambut Ramadan," Taufik mengungkapkan.
Rute Pawai Obor
Rute pawai obor dimulai dari Masjid Raya Al-Mashun Medan ke Jalan Pemuda, Jalan MT Haryono, hingga Jalan Cirebon.
"Kemudian kembali ke titik awal, yaitu di Masjid Raya Al-Mashun Medan," Taufik menerangkan.
Disebutkan, pada pawai obor kali ini juga menyuarakan tentang Palestina, dan berdoa untuk warga Palestina yang saat ini tengah menghadapi kekejaman Israel.
"Semoga, dan mudah-mudahan pawai obor ini membuat Ramadan kita berkah, dan diri kita menjadi insan yang bertawakal," sebutnya.
Advertisement
Berbagai Atribut Palestina
Berbagai atribut Palestina dikenakan oleh warga yang mengikuti pawai obor. Ada yang membawa bendera Palestina, menggambar bendera Palestina di wajah, dan berbagai tulisan bentuk dukungan terhadap Palestina.
Warga yang mengikuti pawai obor terdiri dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Seorang warga bernama Amalia mengaku, pawai obor yang diikutinya ini merupakan yang kedua kali.
"Ini tahun kedua saya ikut pawai obor. Seru," ucapnya.
Wanita yang mengenakan ikatan di kepala bertuliskan “Save Palestina” ini juga mengakui, pada Ramadan tahun ini dirinya mengajak siapa saja untuk peduli dengan orang-orang di Palestina..
"Di sini kita bisa makan, minum, dan sahur dengan baik. Tapi, mereka di sana (Palestina) tidak merasakan itu. Mudah-mudahan doa kita didikabulkan Allah untuk menolong masyarakat Palestina," tandasnya.
Pantauan Hilal Awal Ramadan
Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar pemantauan hilal (rukyatulhilal) awal Ramadan pada Minggu 10 Maret 2024, yang bertepatan dengan 29 Syakban 1445 Hijriah.
Pemantauan hilal awal Ramadan 1445 H akan dilakukan di 134 titik di seluruh Indonesia.
"Kami memutuskan akan menggelar rukyatul hilal di 134 lokasi di seluruh wilayah Indonesia," terang Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Adib beberapa waktu lalu.
Adib menyebut, rukyatulhilal akan dilaksanakan Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerja sama dengan Pengadilan Agama, Ormas Islam serta instansi lain di daerah setempat.
Advertisement
Perhitungan Secara Astronomis
Sidang Isbat penentuan awal Ramadan 1445 Hijriah dilakukan dengan mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis atau hisab, serta hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan hilal.
Secara hisab, kata Adib, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Ramadan jatuh pada Minggu, 10 Maret 2024 M atau bertepatan 29 Syakban 1445 Hijriah.
"Pada hari rukyat, 29 Syakban 1445 Hijriah, tinggi hilal pada saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia berkisar antara -0°20’ 1,2” sampai 0°52’ 5,4” dengan sudut elongasi antara 2°14’ 46,8” sampai 2°41’ 50,4”," paparnya.