Peserta Seleksi Paskibraka di Sukabumi Meninggal, Sempat Kejang Setelah Tes Lari

Seorang siswi kelas 10 SMA Cisaat Sukabumi, dinyatakan meninggal setelah alami kejang-kejang usai mengikuti tahapan seleksi Paskibraka tingkat kabupaten.

oleh Fira Syahrin diperbarui 19 Apr 2024, 19:43 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2024, 19:34 WIB
Paskibraka Nasional 2019 Berlatih Baris-berbaris
Sejumlah calon anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Nasional 2019 mengikuti latihan baris berbaris di Lapangan PPPON Cibubur, Jakarta, Selasa (30/7/2019). Hari ke-3 diklat, calon Paskibraka berlatihan formasi baris-berbaris, pengibaran dan penurunan bendera. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Kayla Nur Syifa (16) seorang siswa SMA meninggal dunia di Lapang Cangehgar Kabupaten Sukabumi setelah tes lari, saat mengikuti seleksi Paskibraka. Korban diketahui merupakan siswa kelas 10 SMA 1 Cisaat.

Kayla sempat mendapat perawatan medis di RSUD Pelabuhanratu Sukabumi setelah menunjukan gejala kejang-kejang. Hal itu disampaikan Kepala Kesbangpol Kabupaten Sukabumi Tri Romadhona. Ia mengatakan, tahapan seleksi sudah dilakukan sejak beberapa bulan terakhir.

“Rabu (17/4) mulai tes kesehatan dicek semua tinggi badan tensi semua normal lolos. Kemudian tes berikutnya hari Kamisnya itu tes parade PBB baris berbaris kan harus itu utama pokok panitia kita juga dilibatkan semua TNI polri pol pp mendampingi tiap waktu 3 hari ini selalu standby,” ucap Tri Romadhona, pada Jumat (19/4/2024).

Tes lari dimulai pukul 07.00 WIB, dari rangkaian tes kesehatan sebelumnya korban dinyatakan layak untuk mengikuti tahapan tes berikutnya. Hingga pada pukul 09.00 WIB korban jatuh pingsan juga sempat mengalami kejang. Tri menduga, korban terlalu memaksakan diri untuk melanjutkan tes lari.

“Pasca selesai sudah buka nomor dada, kan pendinginan sambil jalan, dia langsung berhenti memang, pas mau istirahat dia diam langsung jatuh pingsan di tempat yang tadi, tapi sudah istirahat sudah selesai,” jelasnya.

Dia menerangkan, para peserta mengikuti tes lari selama 12 menit dengan jarak tempuh kurang dari 1 kilometer. Korban juga tercatat mampu meraih 7 putaran dalam sesi 12 menit tersebut. Namun setelah tes lari selesai, korban tiba-tiba hilang kesadaran hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit. 

“Kita bawa ke tribun artinya penanganan pertama ternyata memang kejang-kejang. Terus lagi mengeluarkan busa, nadi itu sudah sulit untuk diraba. Setelah itu cepat langsung dibawa ke RSUD Palabuhanratu,” tuturnya.

“Kalau anak-anak kan mungkin semangat jadi mengabaikan itu. Beliau tidak menyampaikan keluhan itu, karena pada waktu Rabu (17/4) kita kan tes kesehatan, wawancara, skrining penyakit apa, tak ada riwayat (penyakit) yang disampaikan,” sambung dia.

 

 

Proses Rekrutmen Sempat Dihentikan

Rumah duka siswi SMA peserta seleksi calon paskibraka, di Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Rumah duka siswi SMA peserta seleksi calon paskibraka, di Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Atas kejadian tersebut, proses seleksi Paskibraka tingkat Kabupaten Sukabumi tersebut, kata Tri, sempat dihentikan. Namun karena mengikuti aturan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Parkibraka, seleksi pun tetap dilanjutkan.

“Tadi sempat dihentikan tapi karena ini tahapan kita mengikuti SOP dari BPIP Pusat tahapan tanggal sekian itu semua berbarengan jadi kita tetap mengejar deadline waktu itu,” ujarnya.

Sudah ada 500 siswa yang masuk dalam tahapan seleksi awal. Hingga tahap ketiga, tes kesamaptaan, siswa yang dinyatakan lolos sebanyak 175 orang. 

“Nanti yang kita ambil 34, ini tim inti kabupaten untuk 17 agustus nanti diklat di fokuskan latihan gabungan. Dari 175 ini nanti terakhir direkrut 34 tadi salah satunya almarhumah yang kita akan dorong untuk seleksi di tingkat provinsi mewakili kabupaten,” jelasnya.

 

 

Sosok Kayla di Mata Keluarga dan Teman

Rumah duka siswi SMA peserta seleksi calon paskibraka, di Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Rumah duka siswi SMA peserta seleksi calon paskibraka, di Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Jasad Kayla tiba di rumah duka sekira pukul 12.00 WIB, di Jalan Raya Babakan Damai, Kampung Gunungguruh, Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi. Terdapat karang bunga yang bertuliskan turut berduka cita atas meninggalnya Kayla Nur Syifa dari Keluarga Besar Bakesbangpol Kabupaten Sukabumi. Selain itu, pemerintah setempat juga juga hadir di rumah duka untuk menyaksikan proses pemakamannya.

Paman korban, Jajat Sudrajat (54) mengatakan, mulanya ia mengetahui kabar duka itu dari adiknya sekitar pukul 11.00 WIB. Menurutnya, Kayla dikenal sebagai sosok anak yang baik dan periang. Bahkan, saat berkumpul keluarga pada momen lebaran, korban sempat meminta doa dan dukungan sebagai calon paskibraka.

"Keseharin almarhumah, baik, sholeh. Waktu terakhir ketemu pas lebaran ngumpul di rumah sama keluarga semua. Saya juga merasa kaget dan sangat terkejut yah, setelah mendengar saudara saya ini meninggal dunia. Karena, Syifa ini tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Jadi, Syifa itu merupakan anak ke 2 dari dua bersaudara" tuturnya. 

Salah seorang teman korban, Ilva Azaria (16) asal warga Kecamatan Cisaat mengatakan, ia mengaku sudah lama tidak ketemu dengan korban dan terakhir bertemu yaitu sebelum bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi. 

"Tadi, kita lagi acara apel pagi di sekolah ada halal bi halal, terus tiba-tiba guru pengumuman, bahwa yang namanya Kayla Nur Syifa kelas X 9 sudah wafat," kata dia. 

Semasa hidupnya, sambung dia, Kayla dikenal sebagai siswa yang ceria dan ia diketahui anak yang pandai bergaul dan aktif berkomunikasi dengan teman-temannya.

"Iya itu juga kita tuh bener-bener syok, padahal sebelumnya itu Kayla masih chat-chat kita kemarin sore. Parkibranya sering juara. Dari awal sekolah juga sudah minat banget masuk Paskibraka. Enggak pernah sakit, waktu jadi pengibar bendera saja, enggak pernah pingsan sama sekali,” ungkapnya. 

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya