Kiat Membangun Kegemaran Membaca Anak Sejak Dini, Butuh Peran Orang Tua dan Guru

Membaca bukanlah sebuah proses alami seperti berbicara. Membenamkan anak-anak dalam buku bacaan saja tidak akan mengajari mereka cara membaca.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 22 Jun 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2024, 07:00 WIB
Kegemaran Membaca
Para orantua dan guru saat pembekalan teknik Membaca Nyaring di Makassar, Jumat (21/6/2024). (Liputan6.com/ Dok Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Membaca bukanlah sebuah proses alami seperti berbicara. Membenamkan anak-anak dalam buku bacaan saja tidak akan mengajari mereka cara membaca. Membaca Nyaring alias read a loud merupakan metode membangun kegemaran membaca anak sejak dini.

Otak, dengan stimulus yang tepat mengubah fungsi sistem neuron tertentu agar kita mampu membaca. Menjadi pembaca yang baik sangat penting bagi setiap anak. Ini adalah kunci untuk mengembangkan sebagian besar potensi mereka.

Tanpa kemampuan membaca yang baik, anak-anak tidak akan dapat memperoleh manfaat dari semua peluang yang ditawarkan oleh pendidikan yang baik.

"Efektivitas Membaca Nyaring melibatkan peran aktif orang tua, guru, dan pustakawan/pegiat literasi. Dari sini diharapkan tercipta lingkungan pendidikan yang mendukung dan mendorong minat membaca serta perkembangan literasi anak-anak di masa depan," ujar trainer atau pelatih dari Komunitas Reading Bugs, Julia, pada pembekalan teknik Membaca Nyaring di Makassar, Jumat (21/6/2024).

Julia menambahkan, orang tua sebagai model pertama bagi anak-anak dapat mendorong mereka untuk membaca dengan cara yang menyenangkan dan membangun minat terhadap literasi sejak dini. Hal ini dapat dilakukan dengan membacakan cerita sebelum tidur atau melibatkan mereka dalam kegiatan membaca di rumah.

 

Peran Krusial Guru

Di sekolah, peran guru amat krusial dalam membangun keterampilan Membaca Nyaring siswa. Guru secara aktif terlibat memberikan pengajaran teknik membaca dengan ekspresi dan intonasi yang tepat.

"Buku-buku yang relevan dengan kurikulum dan kepentingan anak didik membantu meningkatkan pemahaman dan keterampilan berbicara siswa," lanjut Julia.

Ketika Membaca Nyaring sisipkan proses interaksi dengan pendengar dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan. Cara ini mengajak anak berpikir serta memahami cerita yang dibacakan.

"Fokus Membaca Nyaring adalah buku. Jadi, anak yang sedang dibacakan buku boleh memegang buku tersebut. Jangan takut buku rusak," ucapnya.

Sedangkan, bagi pustakawan, penyediaan akses yang mudah, murah, dengan koleksi bacaan yang bervariasi dan menarik merupakan bagian dari tanggung jawab. Di luar dari tugas rutinitasnya, pustakawan dapat berperan sebagai mentor yang membimbing siswa ketika memilih buku yang sesuai dengan minat bacanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya