Sempat Diprotes Ormas, Festival Kuliner Non-Halal di Solo Kembali Dibuka

Festival kuliner non-halal yang bertajuk Festival Kuliner Pecinan Nusantara digelar di Solo Paragon Mall. DSKS sempat memprotes festival kuliner non-halal sehingga pada hari pertama festival tersebut pun tutup. Namun, pada hari berikutnya festival kuliner non-halal kembali dibuka setelah dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak.

oleh Fajar Abrori diperbarui 05 Jul 2024, 13:01 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2024, 12:53 WIB
Festival Kjuliner Non-Halal di Solo Paragon Mall
Suasana festival kuliner non-halal yang bertajuk Festival Kuliner Pecinan Nusantara, Kuliner Non=Halal Legend, Viral dan Hits di Solo Paragon Mall.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Festival kuliner non-halal yang bertajuk Festival Kuliner Pecinan Nusantara yang digelar di Solo Paragon Mall sempat diprotes organisasi masyarakat (ormas) Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS). Setelah sempat tutup sehari, festival kuliner tersebut kembali buka pada Kamis (5/7/2024).

Awalnya, DSKS menyampaikan keberatan secara tertulis kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan Polresta Solo terkait kegiatan festival kuliner non-halal yang digelar di Solo Paragon Mall 3-7 Juli 2024. Mereka beranggapan bahwa  festival kuliner tersebut menimbulkan keresahan di masayrakat.

Chief Marketing Communication Solo Paragon Mall, Veronica Lahji menjelaskan Festival Kuliner Pecinan Nusantara seharusnya dilakukan mulai tanggal 3 hingga 7 Juli 2024. Namun, pada hari pertama pembukaan acara tersebut, muncul informasi bahwa ada pihak yang kurang berkenan pada acara ini.

Lantas, atas munculnya informasi tersebut, pihak manajemen Solo Paragon Mall berinisiatif untuk menutup sementara festival kuliner tersebut. Menurut dia, imbauan untuk menutup sementara festival kuliner untuk kebaikan bersama sambil menunggu arahan terbaik dari pemerintah dan pejabat keamanan setempat.

Vero memastikan bahwa kegiatan festival kuliner non-halal itu telah mengantongi izin penyelenggaraan acara dari kepolisian setempat.

"Kami  sudah mendapatkan izin dengan aparat setempat karena kita dinaungi Polsek Banjarsari jadi permohonan izinnya ke Polsek Banjarsari dan juga sudah berkoordinasi dengan pejabat setempat yang lainnya serta tokoh masyarakat sebelum acara ini dimulai," sebutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Buka Kembali

Setelah sempat tutup sehari, Veronica mengungkapkan bahwa acara Festival Kuliner Pecinan Nusantara kembali diperbolehkan untuk buka kembali pada Kamis (4/7/2024). Bukanya kembali festival kuliner itu dilakukan setelah melakukan koordinasi dengan pejabat Muspida Kota Solo, Kapolresta Solo, Dandim Solo, Kesbangpol Solo, Satpol PP dan tokoh masyarakat.

“Setelah berkoordinasi dan berdiskusi diperbolehkan untuk buka dengan koridor-koridor yang sudah ditentukan. Pertama, ditutup kain semuanya keliling. Yang kedua, dari atas ditutup kain tapi tidak bisa rapat sekali nanti takutnya ada apa-apa bisa kebakaran. Pintu masuk hanya tertentu karena kemarin kalau tidak ditutup terbuka total. Lha ini mungkin dua atau tiga titik untuk pintu masuk,” kata dia.

Di pintu masuk itu, Veronica menyebutkan terdapat petugas keamanan yang berjaga. Mereka bertugas untuk menyaring siapa saja yang boleh masuk ke acara festival kuliner non-halal itu. 

"Apabila itu berhijab itu tidak boleh masuk. Dan pengunjungnya sudah jelas bahwa di situ adalah festival kuliner non-halal yang ditempelkan di pintu masuk depannya. Di dalam pun tidak boleh ada karyawan yang bertugas di stan tersebut entah sebagai kasir kalau berhijab," ujarnya.

Sebelumnya, Humas DSKS, Endro Sudarsono mengirimkan surat keberatan terkait penyelenggaraan festival kuliner itu ke Pemkot dan Polrsta Surakarta. Ia mengklaim bahwa Festival Kulineran Pecinan Nusantara itu menimbulkan keresahan di masyarakat. "Warga masyarakat resah karena terlalu vulgar," kata dia setelah menyerahkan surat ke Prokompim Setda Kota Solo, Rabu (3/7/2024).

Kemudian, Endro pun mencoba membandingkan penyelenggaraan festival kuliner non halal yang diselenggarakan di daerah lain yang tidak terlalu vulgar dalam memublikasikan acara festival tersebut.

"Di Sukoharjo atau di mana ada juga kegiatan seperti itu dan tidak begitu vulgar. Terus yang di sini publikasinya di media sosial masif sekali dan balihonya besar sekali. Kita takut teman-teman yang lainnya, yang milenial, keterbatasan agamanya merasakan enak, nambah lagi, repot kita nanti. Ikut bertanggung jawab," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya